Rabu 02 Dec 2020 19:24 WIB

Singapura Izinkan Penjualan Daging Ayam Hasil Laboratorium

Daging dikembangkan di laboratorium, bukan dari hewan yang disembelih

Red: Nur Aini
(Foto: ilustrasi daging ayam)
Foto: Flickr
(Foto: ilustrasi daging ayam)

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Otoritas Singapura telah memberikan lampu hijau kepada perusahaan rintisan Amerika Serikat, Eat Just, untuk menjual daging ayam yang dibudidayakan di laboratorium. Perusahaan menilai itu merupakan persetujuan regulasi pertama di dunia untuk apa yang disebut daging bersih, tidak berasal dari hewan yang disembelih.

Daging, yang akan dijual sebagai nugget, akan dihargai dengan harga ayam premium ketika pertama kali diluncurkan di sebuah restoran di Singapura "dalam waktu dekat", kata salah satu pendiri dan CEO Josh Tetrick.

Baca Juga

Permintaan akan alternatif daging biasa melonjak karena kekhawatiran tentang kesehatan, kesejahteraan hewan, dan lingkungan. Pengganti nabati, yang dipopulerkan oleh sejumlah perusahaan seperti Beyond Meat, Impossible Foods, dan Quorn, semakin banyak ditampilkan di rak supermarket dan menu restoran.

Namun, apa yang disebut daging bersih atau berbudaya, yang ditanam dari sel otot hewan di laboratorium, masih dalam tahap awal mengingat biaya produksi yang tinggi. Singapura, negara kota berpenduduk 5,7 juta, saat ini hanya menghasilkan sekitar 10 persen dari makanannya tetapi telah menetapkan rencana ambisius untuk meningkatkannya selama dekade berikutnya dengan mendukung pertanian berteknologi tinggi dan cara baru produksi makanan.

Josh Tetrick mengatakan perusahaan yang berbasis di San Francisco itu juga berbicara dengan regulator AS, tetapi Singapura "sedikit lebih baik" daripada AS.

"Saya membayangkan apa yang akan terjadi adalah AS, Eropa Barat, dan lainnya akan melihat apa yang Singapura dapat lakukan, kerasnya kerangka kerja yang mereka susun. Dan saya akan membayangkan bahwa mereka akan mencoba menggunakannya sebagai contoh untuk menyusun kerangka mereka sendiri," kata dia dalam sebuah wawancara.

Badan Pangan Singapura mengatakan telah meninjau data yang berkaitan dengan proses, kontrol manufaktur, dan pengujian keamanan sebelum memberikan persetujuan. Eat Just mengatakan akan memproduksi produk tersebut di Singapura, di mana mereka juga berencana untuk mulai membuat pengganti telur berbahan dasar kacang hijau yang telah dijual secara komersial di AS.

Didirikan pada 2011, Eat Just mencatat taipan Hong Kong Li Ka-shing dan investor negara Singapura Temasek sebagai pendukungnya. Perusahaan itu telah mengumpulkan lebih dari 300 juta dolar AS sejak awal, kata Tetrick, dan bernilai sekitar 1,2 miliar dolar AS.

Secara global, lebih dari dua lusin perusahaan sedang menguji ikan, daging sapi, dan ayam yang dibudidayakan di laboratorium. Mereka berharap dapat menembus segmen pasar daging alternatif yang belum terbukti, yang diperkirakan Barclays dapat bernilai 140 miliar dolar AS pada 2029.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement