Rabu 02 Dec 2020 11:21 WIB

Pemkab Bogor Siap Perbanyak Tes PCR Warga Positif Covid

Satgas Penanganan Covid-19 akan lebih masif dalam melakukan penelusuran.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas melakukan tes usap kepada pegawai Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/11).
Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA
Petugas melakukan tes usap kepada pegawai Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Provinsi Jawa Barat (Jabar) memperbanyak pelaksanaan tes polymerase chain reaction (PCR) untuk meningkatkan penanganan warga yang terpapar Covid-19.

"Masih akan terus bertambah (tes PCR)," kata Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Bogor Irwan Purnawan di Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu (2/11).

Guna mendukung penambahan pelaksanaan tes PCR itu, Satgas Penanganan Covid-19 akan lebih masif dalam melakukan penelusuran terhadap orang-orang di daerah itu yang kontak erat dengan pasien positif Covid-19. "Intinya kita akan terus lebih masif melakukan tracing (penelusuran)," tutur Irwan.

Pemkab Bogor hingga saat ini belum mampu memenuhi target Pemprov Jabar dalam melakukan tes PCR, meski sudah memasuki bulan kesembilan pandemi Covid-19. "Jadi instruksinya satu persen dari jumlah penduduk. Itu target yang harus kami capai," kata Irwan.

Sejak pandemi hingga 30 November 2020, Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor telah melakukan tes PCR terhadap 54.576 spesimen hasil tes usap. Artinya, kata dia, masih perlu melakukan 5.424 tes PCR untuk memenuhi target satu persen dari jumlah penduduk atau 60 ribu tes PCR.

"Artinya kalau target kita 60 ribu, tinggal 5.424 sempel yang harus kita uji untuk memenuhi target dari Pemprov Jawa Barat," kata Irwan yang juga Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bogor itu.

Belakangan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor sempat terkendala beberapa alat PCR miliknya yang belum bisa difungsikan lantaran keterbatasan cairan pendeteksi virus atau reagen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement