Rabu 02 Dec 2020 01:22 WIB

Jangan Sampai Buka Sekolah Tambah Beban Tenaga Medis

Kak Seto minta pemda perhatikan kesiapan dalam pembelajaran atau sekolah tatap muka.

Psikolog anak Seto Mulyadi atau Kak Seto
Foto: Republika/Febryan.A
Psikolog anak Seto Mulyadi atau Kak Seto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jangan sampai pembelajaran tatap muka menambah beban tenaga medis dalam menangani pasien Covid-19. Karena itu, psikolog anak Seto Mulyadi atau Kak Seto meminta agar pemerintah daerah (pemda) benar-benar memperhatikan kesiapan banyak pihak sebelum memutuskan pembelajaran tatap muka. 

Kak Seto meminta pemda memperhatikan kesiapan sekolah sebelum melakukan pembelajaran tatap muka pada Januari 2021. “Pemda harus memperhatikan betul kesiapan sekolah, guru, orang tua hingga sarana dan prasarananya sebelum memutuskan pembelajaran tatap muka,” ujar Seto di Jakarta, Selasa (1/12).

Baca Juga

Dia mengatakan hal itu sejalan dengan apa yang disampaikan pemerintah. Pembelajaran tatap muka harus memperhatikan lima siap, yakni siap daerahnya, siap sekolah dan gurunya, siap sarana prasarana pendukungnya, siap orang tuanya, dan siap peserta didiknya.

“Jangan sampai kejadian seperti di Jerman, yang mana begitu sekolah dibuka, seminggu kemudian banyak dijumpai anaknya yang terinfeksi Covid-19,” kata dia.

Sebenarnya, lanjut dia, pendidikan jarak jauh jika dilakukan dengan baik tidak akan memiliki dampak buruk pada anak. Permasalahannya, PJJ dilakukan dengan memaksakan penuntasan kurikulum sehingga anak dibebani dengan banyak tugas.

Pembelajaran daring, katanya, idealnya sesuai dengan surat edaran yang disampaikan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim. Pembelajaran harus berisi dengan kegiatan kecakapan hidup mengenai pandemi Covid-19, mulai dari mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, memakai masker, hingga berolahraga.

“Semua itu harus dilakukan dengan hati yang gembira,” kata dia.

Kemudian, PJJ tersebut hendaknya tidak menekankan pada penuntasan target kurikulum. Jika hal itu diterapkan, lanjut Seto, maka PJJ tidak akan berdampak buruk pada psikis siswa. Permasalahannya, masih banyak guru yang fokus pada penuntasan kurikulum. Padahal, situasi saat ini tidak normal akibat pandemi.

photo
Sekolah Tatap Muka - (Republika/Mgrol100)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement