Rabu 02 Dec 2020 05:00 WIB

BLM dan Pembebasan Palestina yang Dipandang Mirip

Protes pekerja Arab di Detroit Terhadap Israel sukses.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
 BLM dan Pembebasan Palestina yang Dipandang Mirip. Warga Palestina mengibarkan bendera selama protes di Tepi Barat, di desa Yatta, dekat Hebron.
Foto: EPA-EFE/ABED AL HASHLAMOUN
BLM dan Pembebasan Palestina yang Dipandang Mirip. Warga Palestina mengibarkan bendera selama protes di Tepi Barat, di desa Yatta, dekat Hebron.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Jaringan Komunitas Palestina AS (USPCN) Danya Zituni, menyamakan gerakan Black Lives Matter (BLM) di AS dan upaya kemerdekaan Palestina. Menurutnya, ada kesejajaran dari dua pergerakan di dua benua berbeda itu.

"Pada intinya, gerakan BLM berperang melawan pendudukan polisi atas komunitas kulit hitam - dengan cara yang sama kami memerangi pendudukan Zionis di tanah Arab,’’ ujar dia mengutip Al Araby, Selasa (1/12).

Baca Juga

Hal serupa juga diungkapkan oleh anggota pendiri League of Revolutionary Black Workers, Jerome Scott. Menurutnya, memang ada persamaan sentimen dari dua masalah itu.

Namun menurutnya, ada strategi khusus yang harus dilakukan secara berbeda. Terutama, jika mengacu pada BLM dan kejadian serupa pada etnis Arab-Palestina, di mana 2.500 pekerja otomotif Arab protes dan menutup produksi di pabrik perakitan Dodge Main Chrysler dekat kota Detroit AS pada 28 November 1973, menyoal pencabutan obligasi Israel saat itu.

"Kita hidup di dunia yang berbeda saat ini daripada yang kita lakukan pada 1973 ketika pemogokan tersebut menutup seluruh perusahaan," katanya. 

Menurutnya, setiap perjuangan harus dilakukan sesuai keadaan dan pemikiran jauh ke depan. Perjuangan dari masa ke masa ia klaim tidak bisa selalu diduplikasi.

"Perjuangan apa yang akan melumpuhkan sistem kapitalis hari ini? Jika kita melihat apa yang terjadi dengan pandemi dengan apa yang berkecamuk di negara ini (AS), pembunuhan supremasi kulit putih dan kemudian Anda melihat pemberontakan sebagai tanggapan, kita mulai melihat arus bagaimana perjuangan saat ini harus berjalan,’’ katanya.

Sementara itu, mantan pelajar dan pekerja mobil Detroit yang aktif pada dekade 70-an, Mike Siviwe Elliot, menggambarkan orang-orang Palestina sebagai orang-orang yang heroik, berani, penuh kasih, dan menginspirasi budaya.

"Kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk mengubahnya dan menolak pengambilan tanah air oleh pihak lain. Harapan akan selalu ada selama kita terus melakukannya perjuangan," kata dia.

Dalam gerakan pembebasan kulit hitam sebelumnya, ia juga mengaku banyak belajar dari perjuangan orang Palestina menyoal arti kebebasan. Menurutnya, tekad pada orang Palestina menyoal itu, mirip dengan tekad yang dimiliki partai Black Panther dan Liga Pekerja Hitam Revolusioner.

https://english.alaraby.co.uk/english/indepth/2020/11/29/remembering-the-detroit-arab-workers-strike-for-palestine

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement