Selasa 01 Dec 2020 14:18 WIB

Penasihat Covid-19 Trump Mengundurkan Diri

Anthony Fauci sudah lama mengkritik tajam Atlas yang berada di belakang Trump.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
virus corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penasihat khusus untuk Covid-19 Presiden Donald Trump, Dr. Scott Atlas, telah mengundurkan diri, Senin (30/11). Ia mundur setelah berulang kali berselisih dengan anggota gugus tugas virus Covid-19 lainnya.

"Saya menulis untuk mengundurkan diri dari posisi saya sebagai penasihat khusus presiden Amerika Serikat," kata Atlas dalam sebuah surat kepada Trump tertanggal 1 Desember yang dia posting di Twitter.

Baca Juga

Dalam surat pengunduran dirinya, analis senior di Stanford Hoover Institution ini mencantumkan pencapaian membuka kembali sekolah dan memperluas pengujian virus.

“Seperti semua ilmuwan dan pakar kebijakan kesehatan, saya mempelajari informasi baru dan mensintesis data terbaru dari seluruh dunia, semuanya dalam upaya memberi Anda informasi terbaik untuk melayani kebaikan yang lebih besar,” tulisnya.

Pakar kesehatan masyarakat, termasuk Anthony Fauci, telah dengan tajam mengkritik Atlas, seorang ahli radiologi saraf. Dia sering kali memberi Trump informasi yang menyesatkan atau tidak benar tentang pandemi virus.

"Pengunduran diri Dr.Scott Atlas hari ini sudah lama tertunda dan menggarisbawahi kemenangan sains dan kebenaran atas kebohongan dan informasi yang salah," kata rekan-rekannya di sekolah kedokteran Universitas Stanford dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Senin malam.

Pada September, mereka telah mengeluarkan surat yang mengecam pandangannya. Pengunduran diri Altas menjadi langkah baik dalam penyebaran informasi yang tepat kepada warga AS.

"Kami akan terus mengadvokasi kebijakan kesehatan masyarakat berbasis bukti yang didasarkan pada ilmu pengetahuan yang sudah mapan, termasuk penggunaan tindakan pencegahan yang terbukti seperti pemakaian topeng dan jarak sosial, serta pengujian yang aman dan pemberian terapi dan vaksin yang efektif,” ujar pernyataan dokter-dokter Universitas Stanford.

Atlas dianggap sebagai pegawai pemerintah khusus dengan waktu kerja 130 hari. Selama bekerja, dia telah berulang kali meremehkan pentingnya masker dan bulan ini mengatakan bahwa penguncian telah menjadi kegagalan besar dalam menghentikan penyebaran virus.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement