REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS - Uni Eropa (UE) akan mengevaluasi hubungannya dengan Turki bukan hanya atas satu tindakan, tetapi pada tindakan Turki selama periode waktu tertentu, kata juru bicara UE pada Senin.

Terkait langkah Turki yang menarik kapalnya kembali ke pelabuhan pada Senin setelah menyelesaikan sebagian dari misi penelitian energinya, Peter Stano mengatakan pada konferensi pers bahwa apa yang diharapkan UE dari Turki sangat jelas.

"Para pemimpin Uni Eropa dan negara-negara anggota Uni Eropa akan berkumpul selama Dewan Eropa berikutnya pada Desember dan mereka akan meninjau apakah Turki memenuhi harapan mereka," sebut dia.

“Kami juga sedang mempersiapkan konferensi tentang situasi di kawasan Mediterania Timur,” tambah Stano.

Para pemimpin Uni Eropa akan bertemu pada 11-12 Desember untuk membahas beberapa masalah, termasuk ketegangan di Mediterania Timur dan kemungkinan sanksi terhadap Turki.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Turki pada Senin mengumumkan bahwa kapal penelitian seismik Oruc Reis telah kembali dari Mediterania Timur ke pelabuhan Antalya setelah menyelesaikan kegiatan penelitiannya saat ini.

Turki secara konsisten menentang upaya Yunani dan Siprus Yunani untuk membatasi penelitian energi yang sah di Mediterania Timur. Upaya untuk membatasi hak landas kontinennya berdasarkan pulau-pulau kecil Yunani di dekat pantai Turki tidak masuk akal, kata pejabat Turki.

Turki dan Republik Turki Siprus Utara (TRNC) keduanya memiliki hak atas sumber daya wilayah tersebut.

Ikuti Whatsapp Channel Republika