Senin 30 Nov 2020 22:57 WIB

Pemkot Bogor Ajukan Dana Bantuan PEN Sebesar Rp 500 Miliar

Pemkot Bogor menyebut dana PEN akan digunakan untuk pembangunan RSUD

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wali Kota Bogor, Bima Arya (tengah). Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto merincikan, dana sebesar Rp 500 miliar tersebut digunakan untuk pembangunan gedung baru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, pelebaran jembatan Otista, pengembangan kawasan Suryakencana, dan perawatan jembatan Sempur.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Wali Kota Bogor, Bima Arya (tengah). Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto merincikan, dana sebesar Rp 500 miliar tersebut digunakan untuk pembangunan gedung baru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, pelebaran jembatan Otista, pengembangan kawasan Suryakencana, dan perawatan jembatan Sempur.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah mengajukan dana bantuan pemulihan ekonomi nasional (PEN) ke pemerintah pusat pada 27 November. Total dana bantuan yang diajukan ke pemerintah pusat yakni sebesar sekitar Rp 500 miliar.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto merincikan, dana sebesar Rp 500 miliar tersebut digunakan untuk pembangunan gedung baru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, pelebaran jembatan Otista, pengembangan kawasan Suryakencana, dan perawatan jembatan Sempur.

“Ada untuk rumah sakit, (jembatan) Otista, Suryakencana, dan jembatan Sempur. Total sekitar Rp 500 miliar, jauh berkurang dibanding anggaran yang kemarin,” ujar Bima Arya ketika ditemui Republika pasca peresmian Jalan Parung Banteng, Senin (30/11).

Bima Arya mengatakan, secara substansi ajuan pinjaman dana tersebut sudah disepakati oleh DPRD Kota Bogor. Sehingga, dia berharap keempat hal yang diajukan oleh Pemkot Bogor bisa berjalan ke depannya.

“Kita berharap itu bisa berjalan semua. Tapi ini masih proses dengan pusat. Pusat akan mempelajari satu-satu,” tuturnya.

Sebelumnya, diketahui dana yang diajukan Pemkot Bogor untuk PEN yakni sebesar Rp 768 miliar yang tadinya ditujukan untuk revitalisasi kawasan GOR Pajajaran. Namun, saat ini jumlahnya berubah menjadi Rp 500 miliar dan dialihkan untuk hal lain.

Mengenai nasib revitalisasi GOR Pajajaran, Bima Arya menuturkan akan menunggu bantuan lain dari pemerintah pusat, atau dianggarkan ke Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Namun, dengan jumlah yang dikurangi.

“Opsinya ya menunggu bantuan lagi dari pusat, atau dianggarkan oleh APBD dengan jumlah yg tidak sebesar kemarin. Karena APBD kan terbatas,” tutupnya.

Sebelumnya, anggota DPRD Kota Bogor memberi masukan terkait rencana Pemerintah Kota (Pemkot) mengambil pinjaman sebesar Rp 768 miliar melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Sebab, pinjaman tersebut hanya diperuntukan untuk pembangunan GOR Pajajaran. 

Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto juga menilai pembangunan GOR Pajajaran belum mendesak dan belum harus diprioritaskan. Sebab, di tengah situasi pandemi Covid-19 ini seharusnya Pemkot Bogor lebih memperhatikan beberapa hal yang lebih bermanfaat bagi masyarakat. Di antaranya adalah pembangunan rumah sakit, penambahan ruas jalan, serta infrastruktur lainnya. 

"Ditengah situasi pandemi Covid-19, justru yang mendesak adalah membangun rumah sakit, fasilitas layanan kesehatan beserta penyediaan sumber daya manusia untuk bidang kesehatan, untuk bisa menyelesaikan masalah-masalah kesehatan masyarakat harusnya," pungkasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement