Senin 30 Nov 2020 18:37 WIB

Hacktiv8 Perkenalkan Income Share Agreement

ISA diklaim mempermudah mereka untuk mendapatkan pendidikan IT intensif.

Ilustrasi Program ISA.
Foto: Dok. Hac
Ilustrasi Program ISA.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persaingan dunia kerja dalam tahun-tahun mendatang diprediksi akan lebih kompetitif. Hal itu karena, disrupsi digital telah menggeser jenis-jenis pekerjaan yang ada, sehingga diprediksi bahwa hampir separuh (42 persen) kemampuan yang dibutuhkan perusahaan akan berubah. 

Ini kemudian diperumit dengan kehadiran pandemi, yang memaksa semua perusahaan untuk melakukan digitalisasi operasional, serta memangkas jumlah tenaga kerja yang perannya tergantikan oleh sistem otomatis atau mesin.  

Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) menyatakan, kemahiran teknologi merupakan skill terpenting yang harus dimiliki tenaga kerja saat ini. Riset LinkedIn juga menemukan bahwa enam dari 10 skill yang paling dibutuhkan perusahaan berada pada sektor IT, seperti: blockchain, cloud computing, analisa data, pengembangan kecerdasan buatan, desain UX/UI, dan scientific computing. Oleh jarena itu, sangat penting bagi tenaga kerja Indonesia untuk melakukan upgrade skill, terutama di masa pandemi ini. 

Sayangnya, berbanding terbalik dengan meningkatnya minat pelajar untuk menggeluti bidang teknologi informasi, kesempatan untuk mengasah kemampuan dan meniti karier di bidang IT seringkali terhambat tingginya biaya pelatihan dan pendidikan. Hal inilah yang mendorong Hacktiv8 sebagai coding bootcamp pertama di Indonesia untuk memperkenalan sistem Income Share Agreement (ISA) atau yang disebut Skema Bagi Hasil. 

“Indonesia adalah salah satu ekosistem teknologi dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Kami melihat banyaknya permintaan untuk posisi developer (pengembang teknologi), namun kurangnya sarana pendidikan di bidang teknologi informasi. Program ini diklaim mempermudah mereka untuk mendapatkan pendidikan IT intensif hingga siap-kerja, tanpa perlu membayar biaya di muka,” kata CEO dari Hacktiv8, Ronald Ishak, Senin (30/11).

Ronald mejelaskan, ISA merupakan salah satu bentuk investasi bagi siapa pun yang menaruh minat untuk bekerja di bidang IT, serta sebagai katalis bagi talenta Indonesia yang terhambat isu finansial saat ingin meraih karier impian. Ia mengeklaim, skema Hacktiv8 ini secara efektif merespons kebutuhan di dua sisi mata uang, yaitu memenuhi kebutuhan perusahaan terhadap tenaga IT berkualitas hanya dalam waktu empat bulan. Selain itu juga mempermudah masyarakat Indonesia untuk meraih pendidikan teknologi dan informatika tanpa terhalang beban biaya yang berat.  

"Pada program ISA, alumni Hacktiv8 tidak perlu membagikan pendapatan jika belum bekerja atau belum mencapai batas minimum pendapatan per bulan sebesar Rp8 juta. Setelah mencapai angka tersebut, barulah akan dilakukan pembagian pendapatan sebesar 20 perssn dengan Hacktiv8, tanpa dibebani bunga atau denda sama sekali. Selain itu, total maksimal pembayaran tidak akan melebihi nominal Rp60 juta atau 1.5x total biaya pendidikan yang telah ditempuh," papar dia.

Ia menjelaskan, Hacktiv8 telah menentukan periode jangka waktu maksimal untuk pemberlakuan program ISA, yaitu lima tahun. 

"Ini berarti, jika alumni Hacktiv8 belum melakukan pembagian pendapatan sama sekali, misalnya karena menganggur atau pendapatan belum memenuhi syarat, maka biaya pendidikan mereka di Hacktiv8 pun akan otomatis diputihkan, tanpa denda apa pun," ujar dia.

Salah satu alumni yang bergabung di Hacktiv8 dengan menggunakan Income Share Agreement adalah Ahmad Waluyo. Sebelum pandemi, ia telah berganti-ganti pekerjaan sebagai staf gudang, staf di studio foto, pramusaji di restoran, hingga pengemudi ojek online. Namun, setelah menempuh program bootcamp di Hacktiv8 selama pandemi, kini ia berhasil menjadi full-stack engineer di salah satu perusahaan swasta.

“Melihat persaingan dunia kerja yang sudah semakin berat, saya merasa harus meningkatkan kapasitas diri agar tidak kalah bersaing. Akhirnya saya memberanikan diri resign dari pekerjaan dengan modal satu bulan gaji. Saya memilih menempuh program ISA di bootcamp Hacktiv8 karena saya bisa belajar dulu sampai mendapatkan pekerjaan di bidang IT,” kata Waluyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement