Senin 30 Nov 2020 16:55 WIB

IHSG Anjlok 3,5 Persen Setelah Reli Panjang Penguatan

Penambahan kasus Covid-19 mempengaruhi pergerakan pasar saham ke zona negatif.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (30/11/2020).
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (30/11/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (30/11). Indeks saham sempat terjun bebas ke level 5.563,86 atau anjlok hingga 3,5 persen sebelum berakhir di posisi 5.612,41. 

Sementara itu, indeks LQ45 turun lebih dalam sebesar 4,03 persen. Nilai transaksi yang terjadi di akhir perdagangan sebesar Rp 32,83 triliun. Sementara itu, penutupan perdagangan hari ini diiringi aksi jual asing yang mencapai Rp 2,7 triliun. 

Baca Juga

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengatakan penurunan tajam IHSG hari ini akibat laksi ambil untung investor setelah rally panjang selama November. "Tekanan aksi jual membayangi laju IHSG hal ini seiring aksi profit taking," kata Nico, Senin (30/11).

Selain itu, lanjut Nico, penambahan kasus Covid-19 yang memecahkan rekor baru turut mempengaruhi pergerakan pasar saham ke zona negatif. Per 29 November, kasus Covid-19 di Indonesia tembus 534.266 dengan penambahan kasus mencapai sebanyak 6.267. 

Saat ini, terdapat tiga provinsi yang mencatatkan kenaikan kasus tertinggi diantaranya Jawa Tengah 2.036 kasus, DKI Jakarta 1.431 kasus, dan Jawa Timur 412 kasus. "Dengan tembus kasus corona di atas 500 ribu orang tentunya memberikan indikasi belum optimalnya dalam mencegah penyebaran corona," tutur Nico. 

Di samping itu, sentimen eksternal juga memberikan pengaruh terhadap tertahannya laju IHSG pada hari ini. Mayoritas indeks saham Asia bergerak melemah di akhir perdagangan di tengah membaiknya rilis data manufaktur China dan retail sales Jepang.

Nico melihat, pasar cukup khawatir dengan ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) sehubungan dengan kapal laut AS yang memasuki perairan teritorial Rusia sejauh dua kilometer. Dalam  insiden ini, Rusia menuntut AS agar menghentikan aksi pelanggaran perairan teritorialnya. 

Rusia juga mengatakan berhak untuk membalas tindakan AS. "Hal ini tampaknya akan memberikan kekhawatiran timbulnya konflik dua negara besar yang dapat merusakan hubungan kedua negara tersebut dikarenakan melanggar perdamaian dan ketertiban di perairan," tambah Nico.

Sepanjang hari ini saham-saham yang mendominasi penurunan diantaranya saham Summarecon Agung (SMRA), Indofood Sukses Makmur (ICBP), Telkom Indonesia (TLKM), Perusahaan Gas Negara (PGAS), Aneka Tambang (ANTM).

Sedangkan saham-saham yang medominasi penguatan diantaranya Indo Tambangraya Megah (ITMG), Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA), AKR Corporindo (AKRA), Bukit Asam (PTBA), Adaro Energy (ADRO).

Sepanjang jam perdagangan hari ini, saham yang mengalami penguatan terbesar diantaranya Lippo Karawaci (LPKR), Harum Energy (HRUM), Delta Dunia Makmur (DOID), Argo Pantes (ARGO), Alfa Energi Investama (FIRE).

Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan terbesar diantaranya Nusantara Pelabuhan Handal (PORT), Binakarya Jaya Abadi (BIKA), Yulie Sekuritas Indonesia (YULE), Jakarta Setiabudi Internasional (JSPT), Sekar Laut (SKLT).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement