Senin 30 Nov 2020 13:44 WIB

13 Ribu Siswa di Bandung tak Punya Akses Belajar Daring

Selama pandemi guru harus kreatif memberikan materi secara daring maupun luring.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang siswi belajar secara daring dengan memanfaatkan akses internet gratis. ilustrasi
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Seorang siswi belajar secara daring dengan memanfaatkan akses internet gratis. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung mengungkapkan sebanyak 13 ribu siswa SD dan SMP yang rawan melanjutkan pendidikan (RMP) tidak memiliki akses belajar secara daring di masa pandemi covid-19. Kondisi tersebut terjadi disebabkan siswa-siswa tersebut tidak memiliki gawai atau telepon genggam.

"Yang tidak memiliki akses gawai, siswa SMP sebanyak 25 ribu atau siswa RMP yang tidak memiliki 4.000. 45 ribu siswa SD yang tidak memiliki sebanyak 9.000," ujar Kasi Kurikulum SD Disdik Kota Bandung, Akhmad Taufan Hidayat saat di Balai Kota Bandung, Senin (30/11).

Baca Juga

Menurutnya, total siswa SD dan SMP di Kota Bandung mencapai 200 ribu lebih siswa. Ia mengatakan, mayoritas siswa tersebut sudah mengakses pembelajaran secara daring di masa pandemi covid-19 sejak 9 bulan lalu.

Ia mengatakan, selama pandemi covid-19 guru harus kreatif untuk memberikan materi secara daring maupun luring. Menurutnya, pembelajaran selama pandemi diarahkan kepada pembentukan karakter seperti karakter baik dan sehat.

Selain itu, ia mengatakan siswa didorong untuk disiplin dan mandiri. Menurutnya, pihaknya tidak mengedepankan target capaian kurikulum namun lebih melihat kemampuan masing-masing karakter dan kognisi siswa.

Salah seorang guru SD Cisitu, Haviz Kurniawan mengatakan pembelajaran di kelas menggunakan kurikulum darurat yang diterbitkan oleh Kemendikbud. Menurutnya, selama pandemi covid-19 pihaknya menggunakan kurikulum tersebut dan bukan kurikulum 2013.

Ia mengatakan, bagi peserta didik yang tidak bisa mengakses belajar daring karena tidak memiliki gawai diberikan modul melalui sekolah. Menurutnya, modul tersebut berisi pembelajaran dan evaluasi selama di masa pandemi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement