Sabtu 12 Dec 2020 21:39 WIB

Fakta Unipolar Depression, Depresi Mayor yang Sering Kita Rasakan

Fakta Unipolar Depression, Depresi Mayor yang Sering Kita Rasakan

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Fakta Unipolar Depression, Depresi Mayor yang Sering Kita Rasakan
Fakta Unipolar Depression, Depresi Mayor yang Sering Kita Rasakan

Istilah bipolar mungkin sudah akrab di telinga, bagaimana dengan unipolar depression? Unipolar depression atau depresi mayor adalah suatu gangguan mental yang mengubah suasana hati seseorang, dimana orang itu akan menjadi tertekan dan kehilangan minat untuk beraktivitas. Akibatnya, produktivitas dan kualitas hidup orang tersebut menjadi berkurang.

Satu hal yang menarik adalah depresi unipolar ini bisa menimpa siapa saja, lho! Penasaran dengan penyakit gangguan mental yang satu ini? Berikut fakta unipolar depression yang perlu kamu ketahui. 

 

1. Unipolar masih berkaitan dengan bipolar

bipolar

Menurut Danardi Sosrosumihardjo, salah satu dokter spesialis kejiwaan Indonesia, bipolar dibagi menjadi 3 kategori. Ada bipolar level 1, bipolar level 2, dan unipolar. Berbeda dengan bipolar pada umumnya, penderita unipolar biasanya akan merasakan depresi mendalam yang membuat penderitanya merasa berada di titik terendah dalam hidup.

Tak heran kalau penderita unipolar akan merasa sedih terus-menerus, banyak melamun, dan seperti tak berdaya. Sebab, semangat yang ada dalam dirinya sudah menghilang. Hal ini tentu akan mempengaruhi kualitas hidup penderitanya secara keseluruhan.

2. Memicu keinginan untuk bunuh diri

Coba bayangkan kalau kamu berada di titik terendah hidupmu, apa yang ada dalam pikiranmu coba selain bunuh diri? Itulah yang terjadi pada penderita unipolar. Sasaran empuk ketika dirinya sudah tidak berdaya adalah memutuskan untuk mengakhiri hidupnya atau bunuh diri.

Makanya orang yang menderita unipolar tidak boleh dibiarkan sendirian, harus selalu ditemani dan diajak bicara. Jika dibiarkan sendirian, bukannya tidak mungkin jika penderita unipolar nekad melakukan aksi bunuh diri karena merasa hidupnya sudah tidak berharga lagi.

Baca Juga: Pernah Mencoba Bunuh Diri, Begini Kisah Ariel Tatum Hadapi Borderline dan Depresi

3. Mood penderita unipolar sangat jelek

mood jelek

Dilansir dari laman Guides Clara Health, apa yang dirasakan oleh penderita depresi unipolar berbeda dengan bipolar pada umumnya. Tingkat kesedihannya sangat mendalam, yang menyebabkan mood penderita unipolar itu sendiri bisa berubah drastis. Membuat penderitanya tidak bisa menikmati momen menyenangkan yang ada di sekitarnya.

Mirisnya lagi, hal ini berlangsung dalam kurun waktu yang lumayan lama. Dan proses penyembuhannya membutuhkan waktu yang lama pula. Semakin cepat dikenali, maka semakin baik sehingga penderita depresi unipolar bisa mendapatkan penanganan lebih serius sebelum semuanya terlambat.

4. Diderita oleh siapa saja

Sama halnya seperti bipolar, depresi unipolar bisa menyerang siapa saja, baik remaja, dewasa maupun orang tua. Seperti dimuat dalam jurnal Scribd, serangan pertama biasanya terjadi pada orang-orang dengan rentang usia 15-30 tahun. Sementara untuk prevalensinya sekitar 0,1% untuk orang tua di atas 65 tahun dan 1,4% pada rentang usia 18-44 tahun.

Satu hal yang tak kalah menarik adalah penderita gangguan mental lebih banyak menyerang perempuan, dengan total perbandingan 2:1. Cukup wajar mengingat perempuan lebih mudah stres karena terlalu mengandalkan perasaannya dibandingkan logikanya.  

5. Kebanyakan penderita unipolar sering mengalami gangguan tidur

insomnia

Seseorang yang sedang stres cenderung lebih sulit tidur karena kondisi pikirannya sedang tidak tenang. Inilah yang terjadi pada penderita depresi unipolar. Kesedihan mendalam yang dirasakannya memicu stres, yang pada akhirnya membuatnya sering tidur larut malam.

Kondisi ini tentu akan mengurangi tingkat produktivitas penderita depresi unipolar. Ketika tubuh lelah, semangatnya untuk bekerja akan berkurang yang mengakibatkan tingkat produktivitas berkurang pula.

Baca Juga: 6 Cara Ampuh Mengatasi Stres

6. Depresi unipolar bisa disebabkan karena faktor biologis

Guides Clara Health menyebutkan bahwa psikologi bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan depresi unipolar, tapi juga faktor biologis. Kombinasi antara stres dan faktor genetik dapat mengubah keseimbangan kinerja otak dan mengurangi kemampuannya untuk menjaga mood agar tetap stabil. 

Di sisi lain, ketidakseimbangan hormon tubuh juga dapat memicu depresi unipolar. Hal ini didukung oleh sebuah teori yang menyatakan bahwa depresi unipolar disebabkan karena tidak seimbangnya kinerja m neurotransmitter atau sistem saraf pusat.

Apa Saja Gejala yang Dialami Penderita Unipolar Depression?

Untuk mengetahui apakah seseorang menderita penyakit depresi unipolar atau tidak, kamu bisa lihat dari beberapa gejala berikut ini :

  • Sedih yang mendalam, biasanya terjadi selama seharian
  • Kehilangan antusias atau semangat dalam beraktivitas
  • Selera makan tidak menentu, menyebabkan berat badan berkurang maupun bertambah
  • Dihantui rasa bersalah
  • Susah tidur
  • Capek yang berlebihan
  • Susah berpikir, berkonsentrasi, dan mengambil keputusan

Jika salah satu atau beberapa gejala di atas terjadi setiap hari dan berlangsung selama lebih dari 2 minggu, berarti fix kalau orang tersebut menderita depresi unipolar. 

Konsultasikan dengan Pakar Psikoterapi

Mengingat penyakit depresi unipolar ini berhubungan dengan mental, maka baiknya ditanggapi dengan serius. Segera konsultasikan dengan pakar psikoterapi atau psikiater agar proses penyembuhannya berjalan efektif. Sehingga penderitanya tidak perlu mengalami penyakit ini terus-menerus.

Baca Juga: Bipolar Disorder: Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatannya

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement