Sabtu 28 Nov 2020 19:20 WIB

Empat Korban Pembunuhan Sadis di Sigi Dimakamkan

Keempat korban adalah satu rumpun keluarga yang bermukim di wilayah transmigran.

Garis Polisi (ilustrasi)
Foto: Antara/Jafkhairi
Garis Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Empat korban pembunuhan sadis oleh orang tak dikenal (OTK) di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Sabtu, telah dimakamkam pihak keluarga. Huber SP, salah satu warga Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, saat dihubungi melalui telepon, Sabtu, membenarkan bahwa empat korban yang dibunuh OTK, semuanya laki-laki itu sudah dikebumikan.

"Rencana awal pemakaman dijadwalkan berlangsung pada Sabtu pukul 13.00 WITA, tetapi baru bisa dilaksanakan sekitar pukul 15.00 WITA," katanya.

Baca Juga

Proses pemakaman didahului dengan ibadah singkat yang dipimpin oleh Komandan Divisi Bala Keselamatan (BK) dari Palu, ibu kota Sulteng. Selain pihak keluarga korban, pemakaman itu juga dihadiri masyarakat yang ada di Desa Lembantongoa dan sejumlah aparat keamanan.

Prosesi pemakaman berjalan lancar disertai isak tangis dari keluarga dan sahabat dekat korban.

Keempat korban, kata Huber, adalah satu rumpun keluarga yang selama ini memang bermukim di wilayah transmigrasi Dusun Tokelemo, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo.

Pada Jumat (27/11) sekitar pukul 08.00 WITA, beberapa OTK mendatangi permukiman warga transmigrasi dan membunuh empat orang serta membakar beberapa buah rumah.

Hingga kini, kata dia, kebanyakan warga transmigrasi di wilayah tersebut mengungsi sementara, karena merasa takut akan keselamatan jiwa mereka. Masyarakat pada umumnya juga takut untuk pergi ke kebun.

Desa Lembantongoa, salah satu desa di Kecamatan Palolo sampai sekarang ini terbilang masih sulit akses jalannya, terutama di musim hujan, sebab baru sebagian badan jalan yang sudah dicor semen. "Sebagian lagi belum, sehingga ketika musim hujan sering putus karena tertimbun tanah longsor," katanya lagi.

Penghasilan utama masyarakat Desa Lembantongoa selama ini selain dari hasil pertanian, perkebunan, juga hasil hutan berupa kayu dan rotan. Belum diketahui pasti apakah kelompok Mujahidin Indonesi Timur terlibat dalam aksi tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement