Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

PDIP Imbau Warga Surabaya tak Luluh Oleh Politik Uang

Sabtu 28 Nov 2020 18:47 WIB

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Agus Yulianto

Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Machfud Arifin (kedua kiri) dan Mujiaman (ketiga kanan) memperlihatkan poster dengan nomor urut usai rapat pleno terbuka pengundian nomor urut pasangan calon wali kota dan wakil wali kota di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/9/2020). Dalam rapat pleno terbuka tersebut KPU Kota Surabaya menetapkan dua pasangan calon yakni Eri Cahyadi-Armuji dengan nomor urut satu serta Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut dua pada Pilkada serentak 2020 di Kota Surabaya.

Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Machfud Arifin (kedua kiri) dan Mujiaman (ketiga kanan) memperlihatkan poster dengan nomor urut usai rapat pleno terbuka pengundian nomor urut pasangan calon wali kota dan wakil wali kota di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/9/2020). Dalam rapat pleno terbuka tersebut KPU Kota Surabaya menetapkan dua pasangan calon yakni Eri Cahyadi-Armuji dengan nomor urut satu serta Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut dua pada Pilkada serentak 2020 di Kota Surabaya.

Foto: Antara/Moch Asim
Politik uang adalah langkah yang mencoreng demokrasi dan merendahkan martabat rakyat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengimbau, waarga Surabaya agar tidak luluh dengan politik uang. Partai berlogo kepala banteng moncong putih itu meminta agar warga Surabaya memilih pemimpin Kota Pahlawan dengan nurani.

"Pilih-lah calon pemimpin sesuai hati nurani jangan pilih pemimpin yang memberikan sarung dan sembako karena itu merendahkan harkat dan martabat warga," kata Anggota DPRD Surabaya Syaifuddin Zuhri dalam keterangan, Sabtu (28/11).

Hal tersebut diungkapkan Syaifuddin menyusul adanya isu dugaan politik uang yang dilakukan oleh tim pemenangan pasangan calon Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno. Menurutnya, politik uang adalah langkah yang mencoreng demokrasi dan merendahkan martabat rakyat selaku pemegang hak suara.

Syaifuddin mengatakan, masyarakat Indonesia termasuk warga Surabaya diberi hak oleh negara untuk memilih calon pemimpin. Dia mengaku, bangga dengan warga Surabaya yang sudah sangat rasional dalam memilih pemimpin dengan melihat rekam jejak.

"Jadi tidak akan terbeli oleh calon yang mengandalkan iming-iming imbalan tertentu, mulai sembako sampai uang," katanya.

Dia mengaku, juga menyaksikan pesan-pesan damai dan persatuan yang disampaikan warga Surabaya dalam masa Pilkada meski mereka berbeda pilihan. Menurutnya, warga Surabaya tidak silau dengan pemberian sarung dan sembako. 

"Pesan dari warga Surabaya juga sangat menggelitik karena walupun berbeda pilihan tetapi warga harus saling rukun," katanya.

Disaat yang bersamaan, Syaifuddin juga mengaku bangga dengan warga Surabaya karena mereka sudah cerdas melihat kebaikan. Dia mengatakan, dengan kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini berbagai kemajuan dirasakan di seluruh wilayah Kota Surabaya.

"Bu Risma sudah baik. Dengan hatinya yang lembut karena tidak ingin warganya susah maka beliau menunjuk Eri Cahyadi dan Armuji untuk meneruskan kebaikan Bu Risma," katanya.

 

 

 
 

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler