Sabtu 28 Nov 2020 14:25 WIB

Malam Pertama di Alam Kubur Ditentukan Amal

Kesenangan dan kesedihan selama hidup tak sebanding dengan sensasi di alam kubur

Rep: Imas Damayanti/ Red: Esthi Maharani
Seorang pekerja menggali kuburan
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Seorang pekerja menggali kuburan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Malam pertama di alam kubur ditentukan dengan amalan manusia yang bersangkutan semasa hidupnya. Rasulullah SAW sendiri bahkan menjamin bahwa setiap manusia pasti akan mengalami sensasi malam pertamanya di alam kubur.

Dalam buku Malam Pertama di Alam Kubur karya Aidh Al-Qarni dijelaskan, meskipun manusia memiliki usia hingga seribu tahun lamanya di dunia, namun ia tidak akan bisa lolos dari sensasi malam pertama di alam kubur. Kesenangan dan kesedihan selama hidup di dunia pun dijabarkan tidak akan sebanding dengan sensasi malam pertama di liang kubur.

Maka untuk menyambut malam pertama di alam kubur itu, umat Islam perlu menyimak tuntunan agama. Sebab Rasulullah SAW berkata: “Liang kubur bisa jadi salah satu taman surga atau salah satu lubang neraka,”.

Suatu ketika Sayyidina Utsman bin Affan mengantar jenazah ke sebuah makam, lalu kemudian Sayyidina Utsman menangis hingga pingsan. Lalu para sahabat yang lain menggotongnya ke rumah dan kemudian setelah siuman, orang-orang bertanya kepadanya mengapa beliau menangis hingga jatuh pingsan.

Sayyidina Utsman pun menjawab: “Aku mendengar Rasulullah SAW berkata: liang kubur adalah tempat akhir pertama yang kita singgahi. Jika seorang hamba selamat di dalamnya, ia akan beruntung dan bahagia. Namun jika ia gagal, naudzubillah, niscaya ia akan kehilangan semua akhiratnya,”.

Maka demikian dijelaskan, jika amal seseorang di dunia baik maka hasil yang diraih akan lebih mulia di sisi Tuhannya. Namun jika amal perbuatannya buruk, maka hasil yang diraih pun akan menjadi buruk di malam pertama alam kuburnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement