Sabtu 28 Nov 2020 10:33 WIB

Ilmuwan Iran Dibunuh, PBB Desak Semua Pihak Tahan Diri

Ilmuwan nuklir Iran dibunuh di dekat Teheran, Jumat (27/11) sore.

Rep: Lintar Satria/ Red: Reiny Dwinanda
Ilmuwan kenamaan Iran, Mohsen Fakhri Zadeh, telah lama dicurigai oleh Barat sebagai dalang program senjata atom rahasia.
Foto: EPA
Ilmuwan kenamaan Iran, Mohsen Fakhri Zadeh, telah lama dicurigai oleh Barat sebagai dalang program senjata atom rahasia.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Jumat (27/11) mendesak semua pihak untuk menahan diri pascapembunuhan fisikawan Iran. Pernyataan yang dikutip oleh juru bicaranya itu menanggapi tewasnya seorang ilmuwan nuklir Iran di dekat Teheran.

"Kami telah mencatat laporan bahwa seorang ilmuwan nuklir Iran telah dibunuh di dekat Teheran hari ini," kata juru bicara Guterres, Farhan Haq.

Baca Juga

Lebih lanjut, Haq menyatakan PBB mendesak semua pihak untuk menahan diri. PBB menyerukan untuk menghindari tindakan yang dapat menyebabkan peningkatan ketegangan di wilayah tersebut.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Iran mengatakan ilmuwan nuklir terkemuka Iran Mohsen Fakhri Zadeh dibunuh oleh "teroris bersenjata" di dekat Ibu Kota Teheran pada Jumat (27/11). Media setempat melansir bahwa Fakhri Zadeh, kepala program nuklir Kementerian Pertahanan, diserang di Desa Absard, 60 kilometer timur laut Teheran, pada sore hari.

Zadeh telah lama dicurigai oleh Barat sebagai dalang program senjata atom rahasia. Beberapa waktu lalu, intelijen Jerman mengungkapkan Iran sedang meningkatkan program pengayaan uraniumnya yang bisa dijadikan senjata nuklir.

Temuan tersebut dibantah Pemerintah Teheran. Rusia dan China berada di belakang Iran yang saat ini menghadapi tekanan keras dari AS, Jerman, Inggris, Prancis, PBB, dan IAEA.

Menurut laporan media Inggris, BBC, Iran saat ini tidak memiliki program senjata nuklir. BBC menyatakan Iran sejak awal menegaskan memang tidak menginginkan pengembangan program senjata nuklir.

Meski begitu, BBC melaporkan Iran memiliki banyak elemen yang diperlukan dan pengetahuan yang cukup untuk menciptakan senjata nuklir bagi tujuan militer.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement