Sabtu 28 Nov 2020 06:43 WIB

Ini Pentingnya Road Map Sepak Bola Nasional

Sepak bola dianggap pemerintah sebagai cabor terpopuler

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pesepak bola Persija Jakarta Evan Dimas (kanan) bersama Riko Simanjuntak (kiri) merayakan gol ke gawang Bhayangkara FC pada pertandingan Liga 1 2020 di Stadion PTIK, Jakarta, Sabtu (14/3/2020). Pertandingan Bhayangkara FC melawan Persija Jakarta berakhir imbang 2-2. FOTO ANTARA/Puspa Perwitasari
Foto: ANTARAFOTO
Pesepak bola Persija Jakarta Evan Dimas (kanan) bersama Riko Simanjuntak (kiri) merayakan gol ke gawang Bhayangkara FC pada pertandingan Liga 1 2020 di Stadion PTIK, Jakarta, Sabtu (14/3/2020). Pertandingan Bhayangkara FC melawan Persija Jakarta berakhir imbang 2-2. FOTO ANTARA/Puspa Perwitasari

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali menyatakan, pihaknya bakal bergerak cepat untuk mengaplikasikan road map sepak bola nasional sebagai modal regenerasi atlet. Hal itu ia sampaikan pada acara Talkshow 'Coffe Break' melalui virtual dari kantor Kemenpora.

Zainudin menyampaikan, setelah terbitnya Inpres nomor 3 Tahun 2019 tentang percepatan pembangunan sepak bola nasional, Kemenpora langsung berkoordinasi  dengan Kemenko PMK, PSSI dan pemangku kebijakan lain. Meski pandemi Covid-19 menghasilkan kendala, Zainudin mengaku semua berjalan dengan baik dikerjakan berbarengan dengan program reguler di Kemenpora. 

Menurutnya, dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama menghasilkan road map atau peta jalan percepatan  pembangunan sepakbola nasional.  

"Ini adalah hasil kolaborasi kita semua dengan berbagai pihak dan tentu seluruh stakeholder sepakbola," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima republika.co.id, Jumat (27/11).

"Satu-satunya cabor yang ada instruksi presiden untuk memajukan cabor itu hanya sepak bola. Karena sepak bola yang diminati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia bahkan seluruh dunia. Dari minat yang luar biasa pasti akan muncul ekspektasi masyarakat terhadap prestasi sepak bola Indonesia. Itulah sebabnya dengan Inpres ini kita tata kembali pembinaan sepak bola kita," katanya. 

Ia melanjutkan, negara lain juga melakukan perubahan drastis dalam tata kelola sepak bola sehingga yang sebelumnya mereka di bawah Indonesia, sekarang berada di atas Indonesia. 

"Ini yang harus kita segara  benahi. Dengan adanya road map atau peta jalan yang sudah dihasilkan maka kita harus  jalani. Tetapi harus konsisten, artinya semua pihak yang terkait di dalam Inpres itu harus mau bersama-sama, tidak bisa ini hanya menjadi pekerjaan Kemenpora RI atau Kemenko PMK atau PSSI saja," jelasnya. 

Menurutnya, dengan adanya pandemi kompetisi baik Liga 1 dan Liga 2 tidak berjalan. Padahal dalam kompetisi itulah bisa meningkatkan jam bertanding buat para atlet dan mereka merasakan atmosfer pertandingan sesungguhnya.

"Para pemain yang kita persiapkan sudah uji tanding di Kroasia tapi itu tidak cukup tetap butuh  kompetisi, sebab uji coba di negara lain dengan kompetisi akan beda atmosfernya. Kalau ditanya apa perlunya kompetisi untuk pembinaan prestasi, jawabannya sangat perlu," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement