Jumat 27 Nov 2020 12:58 WIB

Waskita Bakal Terbitkan Obligasi untuk Modal Kerja Proyek

Target dana yang akan dihimpun dari penerbitan obligasi sebesar Rp 2 triliun.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan infrastruktur Tol Becakayu di Jalan DI Pandjaitan, Jakarta, Selasa (7/1). PT Waskita Karya (Persero) Tbk akan menerbitkan obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) IV tahap 2 untuk memenuhi kebutuhan modal kerja proyek konstruksi dan juga investasi.
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan infrastruktur Tol Becakayu di Jalan DI Pandjaitan, Jakarta, Selasa (7/1). PT Waskita Karya (Persero) Tbk akan menerbitkan obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) IV tahap 2 untuk memenuhi kebutuhan modal kerja proyek konstruksi dan juga investasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Waskita Karya (Persero) Tbk akan menerbitkan obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) IV tahap 2 untuk memenuhi kebutuhan modal kerja proyek konstruksi dan juga investasi. Waskita pun telah menunjuk underwriter dan lembaga penunjang untuk mendukung pelaksanaan aksi korporasi tersebut.

SVP Corporate Secretary Waskita Ratna Ningrum mengatakan target dana yang akan dihimpun dari penerbitan ini adalah sebesar Rp 1 triliun sampai Rp 2 triliun dengan jangka waktu jatuh tempo 1 tahun hingga 3 tahun. Adapun transaksi penerbitan PUB IV tahap 2 ini diharapkan dapat selesai paling lambat pada awal Januari 2021.

"Manajemen melihat appetite dari pasar modal untuk obligasi jangka panjang belum terlalu besar akibat pandemi Covid-19," ujar Ratna dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (27/11).

Ratna menyampaikan saat ini kondisi likuiditas Waskita terdampak akibat pandemi dan mundurnya beberapa pembayaran proyek dengan nilai yang cukup besar, namun ada banyak proyek baru yang Waskita dapatkan tahun ini yang membutuhkan modal kerja sehingga diperlukan pendanaan dari pasar modal untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Seperti diketahui, ucap Ratna, tahun ini terdapat beberapa penerimaan pembayaran proyek Waskita yang tidak dapat terealisasi seperti pembayaran LRT Palembang senilai Rp 1,9 triliun dan Tol Trans Terbanggi Besar-Kayu Agung porsi VGF Japek Selatan sebesar Rp 1,7 triliun.

Di sisi lain, ungkap Ratna, Waskita juga memperoleh cukup banyak proyek baru yang membutuhkan pendanaan modal kerja. 

"Per akhir Oktober, Waskita telah mencatatkan perolehan Nilai Kontrak Baru senilai Rp 15 triliun yang berasal dari proyek jalan tol, gedung, bendungan, EPC, dan irigasi," lanjut Ratna. 

Ratna menambahkan Waskita juga akan menggunakan proceed obligasi untuk menyelesaikan 17 ruas tol di bawah anak usahanya yaitu PT Waskita Toll Road. Hingga saat ini, terdapat 6 ruas yang telah beroperasi penuh dan 4 ruas beroperasi sebagian, dan sisanya dalam proses konstruksi. Setelah pembangunan ruas-ruas jalan tol tersebut selesai, lanjut Ratna, Waskita berniat untuk segera melepas kepemilikan sahamnya guna meningkatkan kapasitas keuangan. 

Pada 18 November lalu, Waskita berhasil memperoleh Rp 550 miliar dari pelepasan 30 persen ruas Bekasi - Cawang - Kampung Melayu. Ke depan, Waskita menargetkan untuk melepas 9 ruas tol lagi. 

"Saat ini sudah ada investor yang berminat termasuk Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia. Manajemen telah beberapa kali melakukan diskusi dengan tim SWF dimana arah pembicaraannya adalah untuk divestasi jalan tol," kata Ratna menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement