Jumat 27 Nov 2020 08:20 WIB

Aplikasi Sitolaut Tingkatkan Layanan Tol Laut

Aplaikasi ini mudahkan pengguna dalam mengakses sistem tol laut melalui media elektro

Kemenhub pada Desember 2020 nanti akan meluncurkan aplikasi Sitolaut untuk memudahkan pengguna jasa tol laut mengakses sistem tol laut.
Foto: Humas Ditjen Hubla
Kemenhub pada Desember 2020 nanti akan meluncurkan aplikasi Sitolaut untuk memudahkan pengguna jasa tol laut mengakses sistem tol laut.

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut terus berupaya meningkatkan kualitas layanan Tol Laut. Upaya terbaru yang dilakukan adalah dengan membuat aplikasi Sistem  Informasi Tol Laut (Sitolaut) yang akan diluncurkan akhir tahun ini.

Aplikasi Sitolaut dibuat dari pengembangan LCS (Logistic Communication System) guna memudahkan para pengguna jasa Tol Laut dalam mengakses sistem Tol Laut  melalui media elektronik.

Dalam pembukaan kegiatan Sosialisasi Aplikasi SITOLAUT, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mimika, Yulianus Seserari, yang mewakili Bupati Mimika menyampaikan terima kasih atas perhatian Pemerintah Pusat Khususnya untuk Kementerian Perhubungan yang telah memberikan perhatian kepada masyarakat Papua.

Sementara itu, Kasubdit Angkutan Laut Khusus dan Usaha Jasa Terkait, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Bharto Ari Raharjo mengatakan, selama ini pengguna jasa Tol Laut untuk mendapat informasi dan layanan hanya menggunakan komputer. Namun, dengan adanya aplikasi Sitolaut ini penggunaan jasa bisa mengakses seluruh layanan tol laut.

"Dengan aplikasi ini layanan semakin sederhana, cepat, dan aman dalam proses pengiriman barang dari lokasi asal sampai ke tujuan barang," ungkap Bharto dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Jumat (27/11).

Sitolaut ini akan diluncurkan pada Desember 2020. Manfaat lainnya bagi para pengguna jasa Tol Laut adalah dapat cepat mengakses dengan moda lainnya baik udara, darat  yang sudah masuk dalam sistem ini.

“Melalui Tol Laut layanan muatan dari tempat asal akan bisa dilayani dengan berbagai moda sampai ke tujuannya di pelosok-pelosok daerah sebagai mana yang selama ini disebut pada daerah  terpencil, terluar, terdepan,” ungkap Bharto.

Ia berharap, aplikasi ini bisa mendorong hasil-hasil bumi di wilayah pedalaman agar diekspor antar daerah. Sehingga kesejahteraan di wilayah pegunungan bukan hanya dari sisi konsumtif saja, tetapi juga dari sisi eksplorasi dari sumber dayanya dikuatkan dan meningkatkan kesejahteraan yang ada di wilayah pedalaman.

Dalam aplikasi Tol Laut tersebut terdapat fitur-fitur sebagai berikut:

Sitolaut Ternak – Pembuatan aplikasi yang diperuntukan untuk logistik ternak, sehingga Sitolaut ternak pun akan dapat dimonitoring oleh regulator secara sistem.

Tarif Control – Mengontrol dan memonitoring tarif jasa ekspedisi yang diinput oleh shipper sebagai biaya jasa pengiriman.

Consigne Zone – Membuat consignee hanya bisa melakukan transaksi untuk daerahnya sendiri, kecuali untuk muatan balik.

Vessel Tracking – Menampilkan semua kapal-kapal Tol Laut di maps dan dapat menginfokan detail muatannya di semua entitas user.

Selain itu, ada juga fitur-fitur pengembangan antara lain; master harga/tarif (dry/reefer/curah, box) sehingga operator tidak perlu memasukkan harga (sesuai KM 4 Tahun 2020).

Kemudian master kontrak bagi operator. Master kapal berfungsi untuk mendata dan menentukan kapal utama dan kapal pengganti.

Berikutnya master trayek yang berfungsi untuk penyeragaman pemberian nama trayek, menentukan trayek berangkat dan trayek balik.

Menu report (tambahan reporting untuk kebutuhan regulasi). Fitur operator untuk mengubah nomor kontainer dan menginput kontainer kosong.

Selanjutnya fitur shipper untuk mengubah jenis dan muatan (edit packing list). Sedangkan jadwal kapal diinput untuk masing-masing pelabuhan.

Muatan general gargo (curah dan box), dimana pemilihan pelabuhan bongkar disesuaikan menurut pakta integritas, sehingga consignee hanya dapat menjadi penerima muatan di pelabuhan yang telah mendapat pakta integritas.

Pemberian akses kepada OP/KSOP/UPP, Dinas Perdagangan, dan Direktorat Perhubungan Darat (Dithubdat). Pengitegrasian fitur pembayaran melalui BRIVA (BRI Virtual Account).

Sedangkan manfaat yang diperoleh dari adanya Tol Laut khususnya di Kabupaten Mimika, Bharto mengungkapkan bahwa sumber daya yang ada di Mimika bisa dieksplor ke wilayah Indonesia bagian barat. Selain itu, Kemenhub juga mendorong Tol Laut hingga menjangkau wilayah pegunungan.

“Tol laut itu sudah berkolaborasi dengan moda udara, maupun darat. Diharapkan bisa juga mendorong hasil bumi di wilayah pegunungan dapat dieksplor keluar Mimika. Sehingga kesejahteraan yang ada di wilayah pegunungan bukan dari sisi konsumtifnya saja, tapi dari sisi ekspolarasi,” ujarnya.

Sementara tokoh masyarakat Mimika sekaligus Tokoh Pemuda dan Intelektual Papua dan juga sebagai Vice President Papuan Affairs 

dari Divisi  Papuan Affairs Division (PAD) Frans Pigome mengatakan, bahwa tol laut merupakan peluang bisnis yang memberikan manfaat bagi Kabupaten Mimika serta memberi peluang buat SDM yang ada di Kabupaten Mimika bisa berpartisipasi menjadi suplayer.

"Jadi bisa mendorong putra daerah untuk berbisnis dengan menggunakan tol laut karena Mimika ini kalau dilihat dari peluang bisnis demografinya sangat luar biasa,” kata Frans. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement