Jumat 27 Nov 2020 06:23 WIB

Salma al-Najjar, Petugas Pom Bensin Wanita Pertama di Gaza

Salma menunjukkan perempuan dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Salma al-Najjar, Petugas Pom Bensin Wanita Pertama di Gaza. Salma al-Najjar (15 tahun), petugas pom bensin perempuan di Jalur Gaza. Dia adalah petugas pom bensi perempuan pertama di Gaza.
Foto: Al Arabiya
Salma al-Najjar, Petugas Pom Bensin Wanita Pertama di Gaza. Salma al-Najjar (15 tahun), petugas pom bensin perempuan di Jalur Gaza. Dia adalah petugas pom bensi perempuan pertama di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Salma al-Najjar (15 tahun), petugas pom bensin perempuan di Jalur Gaza, melihat pekerjaan paruh waktunya sebagai pengisi tangki pelanggan dengan visi besar. Ia adalah wanita pelopor yang bekerja di sebuah pompa bensin di Jalur Gaza, Palestina.

Mengenakan rompi oranye-hitam dan bersiap untuk kendaraan berikutnya, Najjar mengatakan dia ingin mendukung wanita Palestina dan menunjukkan mereka dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan. Hal ini terlepas dari kritik yang mereka hadapi.

Baca Juga

Pekerjaan petugas pompa mungkin menghadapi kepunahan di sebagian besar negara dunia, namun warga Palestina masih lebih suka meminta tenaga profesional yang dibayar untuk mengisi tangki mereka. Ketika bos sebuah pompa bensin di Khan Yunis di Gaza selatan memberi tahu dia telah dipekerjakan, Najjar mengatakan dia terkejut sekaligus bahagia.

“Mengapa tidak menjadi wanita pertama yang melakukan pekerjaan ini dan menantang tradisi dalam masyarakat konservatif kita,” kata Najjar seraya menambahkan dia didorong oleh keluarganya, dilansir dari Al Arabiya, Rabu (25/11).

Selain menjadi pionir perempuan di Gaza, Najjar mengatakan dirinya juga mewakili kaum muda. “Saya masih muda tapi bukan anak kecil. Saya ingin membuktikan yang penting bukanlah usia, melainkan keterampilan," katanya.

Bos Najjar, Mohammed al-Agha mengatakan dia lebih dari bersedia mempekerjakan seorang wanita. “Saya seorang pengusaha dan saya mendukung semua gadis dan wanita yang ingin mencapai impian mereka,” kata Agha.

Hukum Palestina mengizinkan warga mulai bekerja pada usia 18 tahun. Dalam laporan 2018, Organisasi Perburuhan Internasional PBB mengatakan 4,5 persen anak-anak di Gaza dan Tepi Barat adalah bagian dari angkatan kerja. Organisasi menyebutnya sebagai angka yang cukup mengkhawatirkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement