Kamis 26 Nov 2020 19:29 WIB

Penyuluh Pertanian Kaltara Dilatih Penyusunan KTI

Kementan gelar pelatihan karya tulis ilmiah yang diikuti penyuluh pertanian Kaltara

Sejumlah penyuluh pertanian dari lima kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mengikuti pelatihan penyusunan karya tulis ilmiah (KTI) selama lima hari di Tarakan, pekan lalu, yang didukung Kementerian Pertanian RI bekerjasama dengan dinas terkait di Kaltara.
Foto: Kementan
Sejumlah penyuluh pertanian dari lima kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mengikuti pelatihan penyusunan karya tulis ilmiah (KTI) selama lima hari di Tarakan, pekan lalu, yang didukung Kementerian Pertanian RI bekerjasama dengan dinas terkait di Kaltara.

REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Sejumlah penyuluh pertanian dari lima kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mengikuti pelatihan penyusunan karya tulis ilmiah (KTI) selama lima hari di Tarakan, pekan lalu, yang didukung Kementerian Pertanian RI bekerjasama dengan dinas terkait di Kaltara.

"Pelatihan diharapkan mendorong penyuluh menyusun karya tulis ilmiah atau KTI untuk implementasi di wilayah kerja masing-masing mengacu kajian penyuluhan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kaltara, Wahyuni Nuzband saat membuka pelatihan dengan narasumber penyuluh pusat Kementan, Bambang Gatut Nugraha.

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi kerapkali mengajak penyuluh pertanian di seluruh Indonesia membiasakan diri menulis sehingga mampu membuat KTI. Hal ini berkaitan dengan pencatatan (penulisan) kegiatan penyuluhan yang dilakukan sehari-hari bagi pelaku utama (petani).

“Sekarang ini membuat KTI sudah menjadi keharusan bagi penyuluh, terutama mendukung kinerja di lapangan juga kenaikan pangkat," kata Dedi Nursyamsi tiap kali jumpa petani dan penyuluh melalui virtual meeting di Agriculture War Room (AWR) maupun off air pada kunjungan kerja.

Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mengingatkan penyuluh untuk mengoptimalkan tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian pelaksana Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani) sebagai pusat data dan informasi di tingkat kecamatan, locust pertanian.

"Analisa dan evaluasi berdasarkan konsepsi kajian bidang penyuluhan seperti kompetensi, partisipasi, motivasi, kapasitas, kemandirian dan pemberdayaan," katanya.

Hal itu sejalan instruksi dan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa dinamika lapangan mengacu potensi daerah, diketahui kendala dan tantangannya melalui laporan utama yang ditulis penyuluh sebagai acuan kebijakan dan program Kementan.

"Kementan telah menyiapkan kelembagaan KostraTani di BPP koneksi online ke AWR. KostraTani perannya vital, atasi tantangan dan kendala lapangan. Bisa juga memutus rantai pasok yang rugikan petani," kata Mentan Syahrul.

Kadistan Kaltara, Wahyuni Nuzband menambahkan pelatihan KTI bertujuan agar penyuluh paham tugas pokok pikiran, pengembangan dan hasil kajian penelitian yang disusun oleh perorangan/kelompok yang membahas suatu pokok bahasan ilmiah.

"Penyuluh juga harus memiliki pengetahuan teknologi pengolahan hasil tanaman pangan yang diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonomi produk. Penyuluh harus mampu memotivasi pelaku utama meningkatkan nilai ekonomi produknya,” kata Wahyuni Nuzband.

Penyuluh pusat Kementan, Bambang GN menambahkan dari hasil peningkatan kapasitas penyuluh dihasilkan dua rancangan KTI berjudul Persepsi Penyuluh Pertanian terhadap Peran BPP sebagai Pusat Data dan Informasi di Kabupaten Nunukan, Kaltara dan Adopsi Petani terhadap Teknologi Jajar Legowo pada Tanaman Padi, mengacu kasus di Desa Malino, Kota Tarakan.

Dalam implementasinya, kata Bambang, setelah pelatihan maka kedua rancangan KTI tersebut akan dibimbing oleh penyuluh pertanian pusat hingga menjadi KTI yang siap dipublikasikan pada jurnal penyuluhan atau penambahan khasanah ilmu pengetahuan di perpustakan.

"Diharapkan penyuluh berperan aktif memberi kontribusi bagi pengembangan pertanian di daerah masing-masing sekaligus menambah kredit poin untuk pengembangan kariernya," kata Bambang GN dalam paparannya.

Menurutnya, penulisan KTI bisa melalui penyiapan dan penyusunan materi/naskah penyuluhan di masing-masing wilayah kerja dan diterbitkan melalui media sosial, salah satunya Cyber Extension. "Kontribusi ini diharapkan bisa membantu akselerasi pengembangan profesi penyuluh pertanian Kaltara sekaligus dalam perolehan angka kredit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement