Kamis 26 Nov 2020 05:45 WIB

Maradona Wafat, Argentina Berkabung Nasional Tiga Hari

Apa yang terjadi menimbulkan kesedihan mendalam

 Seorang pria menunjukkan kemeja yang mengacu pada mantan pesepakbola dan pelatih Argentina Diego Armando Maradona, yang memasuki klinik Olivos, di provinsi Buenos Aires, Argentina, 03 November 2020. Maradona dipindahkan dari sebuah klinik di kota La Plata ke klinik lain di Olivos (provinsi Buenos Aires), di mana ia tiba di tengah tangisan dukungan dan ungkapan kasih sayang, untuk menjalani operasi malam ini untuk hematoma subdural.
Foto: EPA-EFE/Juan Ignacio Roncoroni
Seorang pria menunjukkan kemeja yang mengacu pada mantan pesepakbola dan pelatih Argentina Diego Armando Maradona, yang memasuki klinik Olivos, di provinsi Buenos Aires, Argentina, 03 November 2020. Maradona dipindahkan dari sebuah klinik di kota La Plata ke klinik lain di Olivos (provinsi Buenos Aires), di mana ia tiba di tengah tangisan dukungan dan ungkapan kasih sayang, untuk menjalani operasi malam ini untuk hematoma subdural.

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Presiden Argentina Alberto Fernandez menetapkan tiga hari masa berkabung menyusul berpulangnya legenda sepak bola mereka, Diego Maradona, pada Rabu waktu setempat.

Sejumlah suporter sang legenda berkumpul di jalan-jalan kota Buenos Aires, menyusul kabar kepergian Maradona dalam usia 60 tahun akibat serangan jantung.

Di dekat markas bekas klub Maradona, Buenos Aires, tampak sejumlah penggemar menaruh karangan bunga duka cita.

Sebagian lainnya turut berkerumun di San Andres dekat rumah Maradona juga di La Plata, kota yang tak jauh dari Buenos Aires, di mana sang legenda menghabiskan waktu sebagai direktur teknis klub Gimnasia y Esgrima.

Sementara itu, sebuah banner digital yang biasanya digunakan untuk informasi transformasi publik kini dihiasi ucapan "Terima kasih, Diego."

"Diego adalah yang terbaik di sini, selamanya. Saya bertemu istri pada 1986 ketika Diego mencetak gol Tangan Tuhan-nya," kata Jose Luis Shokiva, warga Buenos Aires berusia 53 tahun, merujuk pada gol Maradona ke gawang Inggris pada Piala Dunia 1986 di Meksiko.

"Sejujurnya, bagi saya Diego adalah segalanya. Sebagai suporter Boca dan Argentina, ia adalah sosok terhebat. Apa yang terjadi menimbulkan kesedihan mendalam," ujar Shokiva yang mengenakan kaos bersematkan wajah Maradona.

Maradona kesohor di dunia sebagai salah satu pesepak bola terhebat sepanjang masa, tetapi di tanah kelahirannya ia dipuja-puja tak ubahnya tuhan.

El Dios atau Tuhan adalah julukan yang disematkan kepadanya dari penggemar lokal Argentina, yang kebetulan bisa dipelesetkan dari El Diez atau 10, nomor punggung yang dikenakannya.

"Saya sangat sedih, ia mewarnai masa kecil saya hingga dewasa," kata Mariela Barg seorang pengacara di Buenos Aires.

"Ia begitu lekat dengan sesuatu yang amat identik dengan Argentina, sepak bola, dan kini ia telah pergi," pungkasnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement