Kamis 26 Nov 2020 04:55 WIB

Ribuan Orang Ikut Aksi Sepekan untuk Solidaritas Palestina

PBB menetapkan 29 November Hari Solidaritas Internasional PBB untuk Rakyat Palestina.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang massa aksi memegang bendera Palestina saat aksi Palestine Solidarity Day di halaman Masjid Pusdai, Kota Bandung, Jumat, (29/11/2019). Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan setiap tanggal 29 November adalah Hari Solidaritas Internasional untuk Palestina.
Foto: Abdan Syakura_Republika
Seorang massa aksi memegang bendera Palestina saat aksi Palestine Solidarity Day di halaman Masjid Pusdai, Kota Bandung, Jumat, (29/11/2019). Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan setiap tanggal 29 November adalah Hari Solidaritas Internasional untuk Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ribuan orang akan mengambil bagian dalam aksi sepekan untuk memperingati Hari Solidaritas Internasional PBB untuk Rakyat Palestina. Aksi tersebut akan berlangsung dari 25 November hingga 2 Desember 2020 di seluruh Inggris.

Aksi ini diselenggarakan oleh Palestine Solidarity Campaign (PSC) untuk menyoroti pelanggaran terus menerus yang dilakukan Israel terhadap hukum internasional. Aksi ini juga menyoroti rencana pencaplokan ilegal oleh Israel terhadap Palestina.

Baca Juga

Hari aksi mahasiswa PSC dimulai Rabu (25/11). Peneliti organisasi tersebut telah menemukan bahwa universitas Inggris menginvestasikan lebih dari 450 juta poundsterling pada perusahaan yang terlibat dalam pelanggaran berat Israel atas hak asasi manusia Palestina.

Mereka termasuk perusahaan-perusahaan di Kantor Hak Asasi Manusia PBB daftar perusahaan bisnis yang terlibat dalam pemukiman ilegal Israel yang didirikan di atas tanah Palestina yang diduduki.  Ratusan mahasiswa yang didukung oleh pemuda dan komite PSC akan mengambil tindakan di media sosial untuk menuntut universitas mereka divestasi dari perusahaan tersebut.

Surat juga akan dikirim ke tim manajemen senior universitas. Sabtu, 28 November 2020 telah ditetapkan sebagai hari aksi nasional, dilansir laman Middle East Monitor, Rabu (25/11). Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan setiap tanggal 29 November adalah Hari Solidaritas Internasional untuk Palestina.

Sementara itu, Pemerintah Israel terus melakukan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia. Israel juga mempercepat kolonisasi lebih banyak lagi tanah Palestina.

Peserta aksi akan membanjiri media sosial untuk menekan pemerintah Inggris agar melarang perdagangan dengan permukiman ilegal Israel dan menerapkan sanksi, termasuk embargo senjata dua arah, hingga Israel mematuhi hukum internasional. Para pengunjuk rasa juga akan meminta badan publik untuk memastikan bahwa mereka tidak menginvestasikan dana atau mendapatkan kontrak dengan perusahaan yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel.

Pengunjuk rasa juga akan menggulirkan kampanye daring untuk Palestina pada 29 November 2020. Ribuan orang telah mendaftar untuk ambil bagian dalam rapat umum, yang akan diselenggarakan bersama oleh Suara Yahudi untuk Perdamaian, dan Gerakan Komite Nasional Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS).

Aksi ini akan menampilkan seniman, aktivis, pengurus politik, dan aktivis serikat buruh, dengan penampilan dari tokoh-tokoh, terkemuka seperti Joshua Virasami, Maxine Peake, Noura Erakat, Aja Monet, dan Omar Barghouti. Aksi PSC akan berujung pada lobi virtual parlemen pada 2 Desember 2020.

Ratusan orang sedang mengatur untuk bertemu dengan anggota parlemen mereka secara daring untuk membahas rencana aneksasi Israel yang melanggar hukum internasional, membuat permukiman ilegal, dan kebijakan apartheid.  Peserta aksi akan meminta perwakilan terpilih mereka untuk mengambil tindakan melalui larangan perdagangan, sanksi dan penandatanganan Gerakan Hari Awal 1140 tentang Pembongkaran Rumah Palestina dan EDM 1139 tentang Aneksasi Israel atas Tanah Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement