Rabu 25 Nov 2020 10:49 WIB

Tekan Kejahatan Siber, Perbankan Tingkatkan Biaya Keamanan

Empat tahun terakhir industri perbankan telah meningkatkan biaya untuk keamanan siber

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Kejahatan siber
Foto: Flickr
Kejahatan siber

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank-bank besar di dunia dan perusahaan keuangan lainnya memperkirakan biaya untuk menangkal kejahatan dunia maya akan terus meningkat pada 2021. Hal ini dikarenakan mereka berupaya untuk mengamankan layanan keuangan digital yang dipopulerkan oleh pandemi.

Seperti dilansir dari laman Bloomberg, Selasa (24/11), keamanan siber menduduki puncak daftar perkiraan kenaikan anggaran dalam survei pengeluaran teknologi yang dilakukan oleh Deloitte & Touche LLP. Tercatat sekitar 64 persen eksekutif di perusahaan keuangan di seluruh dunia memperkirakan kenaikan. 

Baca Juga

Bank, pialang, perusahaan asuransi, dan lainnya telah meningkatkan biaya untuk keamanan siber setidaknya selama empat tahun karena layanan bergerak online dan serangan meningkat. Pengeluaran untuk biaya keamanan di dunia maya melonjak 15 persen tahun ini, menurut survei Deloitte sebelumnya, setara dengan hampir 1 miliar dolar AS untuk masing-masing bank terbesar di AS. 

Pandemi berkontribusi pada peningkatan tersebut, memaksa perusahaan untuk meningkatkan pertahanan saat staf bekerja dari rumah dan karena lebih banyak pelanggan yang menggunakan produk atau layanan online.

“Kami masih di tengah transformasi besar dalam layanan keuangan karena digitalisasi, pindah ke cloud, tempat kerja jarak jauh,” ujar Kepala Risiko Siber Layanan Keuangan Deloitte Mark Nicholson.

"Hanya setelah transformasi selesai, pengeluaran untuk itu berhenti meningkat karena akan menjadi biaya operasional yang lebih stabil,” katanya.

Pengeluaran untuk komputasi awan dan penyimpanan adalah item kedua dalam survei Deloitte, sekitar 54 persen responden mengatakan anggaran cloud mereka akan meningkat tahun depan. Mayoritas juga memproyeksikan peningkatan pengeluaran untuk privasi data. Adapun survei dilakukan pada Juli dan Agustus, sekitar 800 eksekutif senior ikut serta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement