Rabu 25 Nov 2020 12:51 WIB

Diogo Jota

Diogo Jota pun menjelma sebagai salah satu sumber gol Liverpool musim ini.

Striker Liverpool Diogo Jota.
Foto: EPA-EFE/Jon Super
Striker Liverpool Diogo Jota.

Oleh : Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika timnas Portugal tampil mengesankan beberapa tahun terakhir, nama-nama seperti Cristiano Ronaldo, Joao Felix, Joao Moutinho, Andre Silva, Bruno Fernandes, dan Bernado Silva, kerap menjadi bahan perbincangan hangat penggemar sepak bola. Semua pemain itu juga bersinar di level klub masing-masing.

Namun, beberapa pekan terakhir, perbincangan kalangan penggemar sepak bola mulai bergeser ke satu nama pemain asal Portugal lainnya. Diogo Jota. Pemain yang biasa beroperasi di sektor sayap ini menjalani debut internasional seniornya sebagai pemain pengganti saat Portugal menekuk Lithuania 6-0 pada November 2019 lalu. Awal bulan ini, ia baru bisa membuka keran gol untuk negaranya dengan mencetak gol dalam kemenangan 4-1 melawan Kroasia.

Publik kian mengenal Jota sejak ia bergabung ke klub juara Liga Primer Inggris, Liverpool, pada Sabtu 19 September 2020. Uniknya, Jota sebenarnya bukan opsi pertama Liverpool di transfer window musim panas lalu. Buktinya, pemain berusia 23 tahun ini bergabung pada hari-hari terakhir dengan mahar 44 juta euro atau sekira Rp 765 miliar.

Jota dibeli the Reds setelah target utama, Kai Havertz, memilih membela Chelsea dari Bayer Leverkusen. Liverpool juga gagal membawa bidikan utama lainnya, Timo Werner, dari RB Leipzig. Werner juga memilih bergabung ke Chelsea.

Setelah gagal pada transfer Werner dan Havertz, rencana utama pelatih Liverpool Juergen Klopp adalah membeli Ismaila Sarr. Akan tetapi, tak ada kesepakatan dengan pihak Watford. Liverpool gagal menegosiasikan harga yang lebih murah. Watford sejak awal hanya bersedia melepas Sarr pada harga sekitar 45 juta pounds atau sekitar Rp 849 miliar.

Klopp kemudian memilih rencana B dengan Diogo Jota sebagai targetnya. Wolverhampton Wanderers merespons dengan baik tawaran Liverpool. Jota pun bisa pindah ke Liverpool dengan harga mendekati Sarr. Bedanya, Liverpool cukup membayar di muka senilai empat juta pounds.

Awalnya, tidak banyak yang memprediksi Jota akan langsung masuk dalam skuat utama Liverpool. Sebab, persaingan sangatlah ketat di lini depan. Ada penghuni tetap lini depan the Reds yang tak tergantikan, Roberto Firmino, Sadio Mane, dan Mohamed Salah. Namun Jota mampu memanfaatkan peluang dengan baik. Ketika Klopp memberinya kesempatan merumput, maka Jota akan selalu berusaha tampil maksimal. Pemain nomor punggung 20 ini seakan mampu menjawab setiap tantangan Klopp.

Lesakan satu gol ke gawang Leicester City dalam kemenangan 3-0 Liverpool di Anfield, Ahad, 22 September 2020, membuat Jota menjadi pemain pertama yang mencatatkan rekor mentereng bagi tim Merseyside. Ia menjadi pemain pertama dalam sejarah Liverpool yang mencetak gol dalam empat pertandingan kandang pertamanya di Liga Primer.

Sebelum kunjungan Leicester ke Merseyside, Jota telah mencetak tujuh gol dalam 11 pertandingan untuk the Reds di semua kompetisi. Ia seolah memaksa masuk ke skuat utama meski tim memiliki trio penyerang tak tergoyahkan dalam diri Salah, Firmino, dan Mane. Empat laga terakhir di Liga Primer menjadi bukti bahwa Jota tidak layak duduk di bangku cadangan. Kini bintang baru Portugal ini total telah mengemas delapan gol dari hanya 12 penampilannya untuk skuat asuhan Klopp sejauh musim ini.

Gol-gol itu termasuk hattrick Jota pada laga melawan Atalanta di pentas Liga Champions, Rabu, 4 November 2020 dini hari WIB. Jota pun masuk daftar pemain spesial Liverpool yang mencetak trigol pada partai babak utama Liga Champions. Sebelumnya ada nama Michael Owen pada 22 Oktober 2002, Yossi Benayoun pada 6 November 2008, Philippe Coutinho pada 6 November 2017, dan Sadio Mane pada 14 Februari 2018, yang lebih dulu melakukannya.

Padahal sebelumnya Jota sempat mendapatkan banyak keraguan di awal kedatangannya ke juara Liga Primer itu. Ia hanya mengemas tujuh gol saja dalam 34 penampilannya untuk Wolves di liga musim lalu, meski produktivitasnya lebih baik di Liga Europa dengan enam gol dari delapan laga. Karier pemain kelahiran Porto pada 4 Desember 1996 itu juga tak mulus saat membela klub Spanyol, Atletico Madrid, pada 2016. Ia lebih sering dipinjamkan ke klub lain.

Kala dipinjamkan ke FC Porto, klub kampung halamannya, Jota bertemu dengan sosok pelatih Nuno Espirito Santo untuk pertama kalinya. Berkat Nuno, Jota memilih mengikuti jejak sang pelatih berkarier di Inggris dengan membela Wolverhampton.

Jota mengantongi 16 gol selama dua musim terakhir saat Wolves mengumpulkan 57 dan kemudian 59 poin, finis ketujuh di akhir setiap musim. Pemain asal Portugal ini juga meningkatkan pengalamannya di Eropa bersama pasukan Nuno.

Jota memulainya pada 2019/2020 saat kualifikasi Liga Europa pada Juli dan mengakhirinya 13 bulan kemudian dengan kekalahan di perempat final oleh pemenang turnamen, Sevilla. Jota mencapai target sembilan gol dalam 14 laga di kompetisi tersebut, termasuk dua hattrick kontra Besiktas dan Espanyol yang menjadi korban ketajamannya di Molineux.

Sekali lagi, pilihan Klopp untuk mendatangkan Jota ke Anfield sejauh ini tidak salah. Jota yang serbabisa memberikan kualitas lebih kepada Liverpool setelah memboyongnya dari Wolves. Beroperasi terutama di sisi kiri, tetapi mampu bermain di berbagai posisi dan pengaturan taktis yang berbeda, Jota mampu menutup lubang yang ditinggalkan sejumlah pemain inti Liverpool.

Kondisi krisis pemain inti akibat cedera dan Covid-19 pun tak membuat Liverpool loyo. Tanpa banyak pemain inti di starting line-up, Klopp masih memiliki Jota. Hasilnya, pemilik nama lengkap Diogo Jose Teixeira da Silva tersebut selalu produktif menyarangkan bola.

Hingga pekan kesembilan Liga Primer, Liverpool naik ke posisi kedua dengan 20 poin, di belakang Tottenham Hotspur yang memimpin di posisi pertama dengan poin sama namun unggul selisih gol. Liverpool juga tak terkalahkan di fase grup Liga Champions dan punya kans besar lolos ke fase gugur.

Jota pun menjelma sebagai salah satu sumber gol Liverpool musim ini. Namun Jota bukanlah tipe pemain yang cepat puas. Apalagi ia belum mempersembahkan satu trofi pun untuk the Reds. Petualangan Jota di Anfield baru saja dimulai. Buku rekor Liverpool pun masih menanti untuk terus diisi Jota. Semoga.

*) Jurnalis Republika Online

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement