Senin 23 Nov 2020 20:37 WIB

Fokus 4G, Malaysia Tunda Peluncuran 5G Hingga Akhir 2022

Malaysia masih akan fokus pada jaringan 4G saat ini.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
ilustrasi:5G - Seorang anggota masyarakat memeriksa ponselnya di luar toko ponsel yang menampilkan tanda 5G, Oxford Street, London. Tanggal pengambilan gambar: Jumat 12 Juni 2020.
Foto: David Jensen/EMPICS Entertainment
ilustrasi:5G - Seorang anggota masyarakat memeriksa ponselnya di luar toko ponsel yang menampilkan tanda 5G, Oxford Street, London. Tanggal pengambilan gambar: Jumat 12 Juni 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR-- Jaringan 5G di Malaysia akan tersedia dalam waktu sekitar dua tahun. Negara ini awalnya berencana merilis 5G pada kuartal ketiga 2020. Malaysia memutuskan untuk menundanya karena akan fokus pada jaringan 4G saat ini.

Dilansir dari Mashable SE Asia, Senin (23/11), dalam sidang parlemen, Menteri Komunikasi dan Multimedia Saifuddin Abdullah mengatakan jaringan 5G akan tersedia pada akhir 2022 atau awal 2023. Ada alasan dibalik penundaan ini.

Baca Juga

Menteri menjelaskan tidak ada gunanya meluncurkan jaringan baru, ketika jaringan 4G saat ini masih belum tersedia secara luas di daerah pedesaan. Masalah lainnya yang tampak, seperti adopsi, regulasi dan biaya pada konsumen.

Namun, mungkin masalah yang paling kritis adalah 70 persen yang akan menggunakan 5G berasal dari industri. Sementara itu, hanya 30 persen konsumen yang akan mengadopsinya saat diluncurkan. Peluncuran yang terencana dengan lebih baik lebih penting daripada memberikan tekanan pada perusahaan yang membanggakan kekuatan 5G.

Di bawah rencana baru bernama JENDELA, Pemerintah Malaysia bertujuan meningkatkan cakupan 4G dari 91,8 persen menjadi 96,9 persen pada fase pertama. Pada saat yang sama, kecepatan broadband tetap akan ditingkatkan dari 25Mbps menjadi 35Mbps sambil meningkatkan konektivitas gigabit menjadi 7,5 juta orang.

Selain meningkatkan cakupan 4G dan kecepatan internet di Malaysia, JENDELA juga akan fokus membangun Menara jaringan di pedesaan, khususnya di Sabah dan Sarawak. Mereka juga akan menutup jaringan 3G pada akhir 2021 untuk memberi lebih banyak ruang untuk 4G.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement