Senin 23 Nov 2020 16:11 WIB

Pemkab Bandung Ungkap Kabar Penutupan Dreamland Cicalengka

Pemkab akan membantu pengelola melakukan simulasi protokol kesehatan.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Fuji Pratiwi
Cicalengka Dreamland. Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Bandung, Jawa Barat melayangkan surat penutupan sementara kepada pengelola Dreamland Cicalengka setelah kedapatan terjadi penumpukan massa di sana.
Foto: facebook.com/Cicalengka-Dreamland
Cicalengka Dreamland. Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Bandung, Jawa Barat melayangkan surat penutupan sementara kepada pengelola Dreamland Cicalengka setelah kedapatan terjadi penumpukan massa di sana.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Bandung, Jawa Barat buka suara soal penutupan Dreamland Cicalengka, Kabupaten Bandung. Disparbud melayangkan surat penutupan sementara kepada pengelola Dreamland Cicalengka setelah kedapatan terjadi penumpukan massa di destinasi tersebut yang menyebar melalui media sosial.

Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Bandung, Yosep Nugraha menyebut, hal itu dilakukan guna mempersiapkan penerapan protokol kesehatan. Dia menganggap kebijakan ini bukan berarti mematikan destinasi wisata.

Baca Juga

Ia mengakui, di satu sisi Pemkab Bandung merasa bahagia ada destinasi wisata baru sehingga kunjungan wisata bisa meningkat di Kabupaten Bandung. Hal itu berkontribusi positif terhadap perekonomian daerah.

Namun, pandemi Covid-19 menjadi persoalan karena pengunjung yang datang tidak terkendali. "Sehingga Disparbud menyampaikan surat pada pengelola wisata untuk melakukan penutupan sementara," kata Yosep saat ditemui Republika di Kantor Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Bandung di Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (23/11).

Yosep bersyukur pengelola wisata Dreamland Cicalengka menyambut baik surat tersebut dan tidak melakukan aktivitas wisata. Pihak Disparbud pun akan melakukan simulasi bersama pihak pengelola untuk menerapkan protokol kesehatan.

"Akan dilakukan treatment untuk menerapkan protokol kesehatan yang disiplin, kita akan bantu dengan simulasi," kata Yosep.

Ia menyatakan, Disparbud Kabupaten Bandung bukannya ingin mematikan usaha. Langkah ini justru merupakan bantuan kepada pelaku usaha wisata dalam menjalankan operasional destinasi wisata yang baru. Namun, operasional itu harus disertai penerapan protokol kesehatan yang baik agar tidak jadi kluster baru di tengah pandemi Covid-19.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement