Senin 23 Nov 2020 15:25 WIB

Optimalisasi Patimban Tingkatkan Produktivitas Industri

Pengelolaan pelabuhan jadi nilai utama penunjang produktivitas.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan Pelabuhan Patimban akan menjadi pusat pertumbuhan kota metropolitan baru dalam pengembangan segitiga emas Rebana, serta diharapkan dapat menciptakan kurang lebih 4,3 juta lapangan pekerjaan baru yang terdiri dari pekerjaan dalam kawasan industri dan juga sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi Jawa Barat.
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan Pelabuhan Patimban akan menjadi pusat pertumbuhan kota metropolitan baru dalam pengembangan segitiga emas Rebana, serta diharapkan dapat menciptakan kurang lebih 4,3 juta lapangan pekerjaan baru yang terdiri dari pekerjaan dalam kawasan industri dan juga sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier menyebutkan, jasa pelayanan yang berada dalam ekosistem pelabuhan jadi faktor produktivitas otomotif. Ia meyakini, optimalisasi Pelabuhan Patimban dapat meningkatkan produktivitas industri otomotif nasional. 

Dirinya menjelaskan, kelancaran arus perputaran dalam ekosistem pelabuhan akan menjadi bagian penting demi memenuhi segala kebutuhan serta percepatan kegiatan di pabrik. “Demand di sektor otomotif berkaitan dengan kelancaran, kecepatan, hingga keamanan dari barang yang akan diekspor dan impor bahan baku. Sehingga, pengelolaan pelabuhan jadi nilai utama penunjang produktivitas,” tutur dia melalui siaran pers, Senin (23/11).

Baca Juga

Taufiek berharap penguatan kegiatan Pelabuhan Patimban dapat dilakukan melalui aplikasi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) pada setiap tahap aktivitas. Mulai dari pengangkutan produk, pengiriman, custom clearance, hingga pre-inspection bisa terekam dengan teknologi canggih. Hal ini akan menekan waktu tunda atau delay yang tidak perlu di wilayah pelabuhan.

Selain itu, pengelola pelabuhan Patimban dapat menyiapkan tenaga terampil untuk mengurusi beragam kebutuhan dan pelayanan khusus bagi mobil yang akan dikirim ke negara lain. “Artinya, pelabuhan menangkap semua kebutuhan yang ada di sektor otomotif secara optimal,” ungkapnya.

Taufiek menambahkan, disahkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan kehadiran Pelabuhan Patimban nantinya diyakini mampu mengerek investasi ke Indonesia. Salah satu hal yang dapat dimanfaatkan adalah adanya kelancaran arus barang dari mancanegara.

“Ini akan selaras dan memaksimalkan fungsi ekonomi yang ada. Sekali lagi, pengelola pelabuhan perlu betul-betul mengerti permintaan di sektor industri secara garis besar,” imbuhnya.

Taufiek menyampaikan, terdapat enam perusahaan yang menyatakan akan mulai menggunakan Pelabuhan Patimban untuk kegiatan bisnisnya. “Saat ini sudah enam perusahaan yang memastikan akan langsung menggunakan pelabuhan seusai diresmikan nanti,” ujarnya.

Terdapat sekitar 600 ribu unit mobil yang bakal diekspor melalui Pelabuhan Patimban hingga tahun 2025 mendatang. Proyeksi total nilai ekspornya sebesar Rp 110 triliun yang bisa dikapalkan melalui Pelabuhan Patimban.

Maka Taufiek menilai Pelabuhan Patimban harus mendukung sektor automotif dengan mengedepankan konsep kecerdasan buatan. Sehingga, perlu persiapan matang sebelum pelabuhan ini benar-benar beroperasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement