Senin 23 Nov 2020 08:01 WIB

Alasan Putin Belum Ucapkan Selamat ke Joe Biden

Presiden Putin akan menunggu hasil resmi pemilihan presiden AS

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Presiden Rusia Vladimir Putin
Foto: AP/Alexei Nikolsky/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin

IHRAM.CO.ID, MOSKOW -- Sebagian besar pemimpin dunia telah memberikan selamat kepada presiden terpilih Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Joe Biden. Sejauh ini, hanya Presiden Rusia Vladimir Putin yang belum mengeluarkan kata-kata selamat kepada Biden.

Presiden Putin mengatakan, tidak memiliki motif tersembunyi untuk menahan ucapan selamat kepada Biden atas proyeksi kemenangan kepresidenannya di tengah penolakan Donald Trump untuk menyerah. "Formalitas harus diikuti berdasarkan praktik yang mapan dan standar hukum. Tak ada motif tersembunyi atau apapun yang dapat merusak hubungan kami lebih jauh," ujar Presiden Putin dikutip laman Sputnik, Senin (23/11).

Baca Juga

"Ini adalah pendekatan yang murni formal," ujarnya menambahkan. Dia juga mengatakan, bahwa dirinya mengambil pendekatan lebih baik menunggu dan melihat hasil resmi sambil mengharapkan debu pasca-pemilihan mengendap di AS. 

"Ini bukan karena kami menyukai atau tidak menyukai seseorang, kami hanya menunggu akhir dari konfrontasi politik internal ini," kata Putin. Putin memiliki rasa hormat yang sama untuk Trump dan Biden. 

"Kami akan bekerja dengan siapa pun, yang memegang kepercayaan rakyat AS," katanya. Namun demikian, menurutnya, kepada siapa kepercayaan tersebut diberikan harus ditunjukkan melalui konvensi politik ketika salah satu pihak mengakui kemenangan pihak lain, atau hasil akhir dari pemilu harus diringkas dengan cara yang sah dan legal.

Putin juga menilai kekurangan sistem pemilihan di AS. "Ini cukup jelas bagi semua orang di dunia, bagi saya tampaknya jelas bagi orang Amerika, ada masalah dalam sistem pemilihan AS," katanya.

Presiden Putin menjelaskan, bahwa seorang kandidat, yang menang di negara bagian tertentu diuntungkan semua suara pemilih. 

"Tapi mungkin ada lebih sedikit pemilih di belakang pemilih ini. Apakah itu demokratis? Menurut saya, pertanyaannya jelas," kata presiden. Kendati begitu, bagaimanapun, kata Putin, dirinya tidak bermaksud untuk menstigmatisasi sistem politik atau sistem pemilihan Amerika.

"Itu dilakukan sejak lama. Seperti yang dikatakan salah satu rekan saya di Amerika: 'Kami sudah terbiasa.' Praktiknya sudah dibentuk. Apakah perlu atau tidak mengubah apa pun di sana? itu bukan urusan kami," kata Putin.

Juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov telah berulang kali menekankan bahwa Moskow siap untuk bekerja dengan presiden manapun yang dipilih oleh pemilih Amerika untuk menemukan cara menormalkan hubungan Rusia-Amerika.

Hampir semua jaringan media utama AS telah memproyeksikan calon dari Partai Demokrat Joe Biden menjadi pemenang pemilihan presiden 3 November, meskipun Electoral Colleges belum memberikan suaranya. Perkiraan media telah mendorong sejumlah besar pemimpin dunia dan politisi untuk memberi selamat kepada Biden dan cawapresnya, Kamala Harris atas kemenangan mereka.

Namun demikian presiden Donald Trump berpendapat bahwa dia telah memenangkan pemilihan dan menuduh tanpa bukti kemenangannya dicuri darinya melalui penipuan pemilu besar-besaran. Trump dan tim hukumnya telah memulai audit dan penghitungan ulang di beberapa negara bagian dan telah mengajukan sejumlah tuntutan hukum. Kuasa hukum tim Trump mengutip banyak pelanggaran pemungutan suara di negara bagian medan pertempuran utama yang dapat memengaruhi hasil pemilihan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement