Sabtu 21 Nov 2020 06:52 WIB

Pembuktian Pertama The Experienced One

Pep Guardiola menjadi pelatih yang paling sering mengalahkan Mourinho.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
Pelatih Tottenham Hotspur, Jose Mourinho.
Foto: AP/Clive Rose/Pool Getty
Pelatih Tottenham Hotspur, Jose Mourinho.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dalam wawancara dengan Tencent Sports, Jose Mourinho mengaku jauh lebih matang dan berpengalaman dalam membesut sebuah tim. Pengalaman menangani FC Porto, Real Madrid, Inter Milan, Manchester United, dan dua kali membesut Chelsea, dan kini Tottenham Hotspur membuat Mourinho cukup yakin dan mengklaim dirinya sebagai pelatih berpengalaman.

Sempat menyebut dirinya sebagai The Special One, kini Mourinho meninggalkan julukan tersebut. Dengan sangat yakin, pelatih asal Portugal itu menyebut dirinya sebagai The Experienced One atau secara harfiah dapat diartikan sebagai pelatih dengan segudang pengalaman.

''The Experienced One. Saya sudah sangat berpengalaman. Sebenarnya, apa yang saya hadapi di sepak bola saat ini, sudah pernah saya alami sebelumnya, rasanya seperti dejavu. Untuk terus berkembang menjadi pelatih yang andal, hal yang Anda perlukan hanyalah kemampuan nalar, pengetahuan, dan akumulasi berbagai pengalaman,'' ujar Mourinho kepada Tencent Sports yang merupakan mitra resmi ESPN di Cina, Jumat (20/11).

Tak perlu waktu lama buat pelatih berusia 57 tahun itu segera membuktikan klaim terbaru atas kemampuannya tersebut. Pasalnya, Mourinho akan menghadapi salah satu rival terberat dalam karier kepelatihannya, yaitu Pep Guardiola. Kedua pelatih itu akan kembali beradu taktik dan strategi saat Tottenham menerima lawatan Manchester City pada pekan kesembilan Liga Primer Inggris, Ahad (22/11) dini hari WIB.

Buat Mourinho, Guardiola adalah momok yang menghantui karier kepelatihannya. Guardiola menjadi pelatih yang paling sering mengalahkan Mourinho. Dari 23 kesempatan terakhir beradu strategi dengan eks pelatih Barcelona dan Bayern Muenchen itu, Mourinho menelan 10 kekalahan. Pengalaman kekalahan dari Guardiola itu tentu menjadi salah satu bahan pembelajaran Mourinho dalam menatap laga yang bakal digelar di Stadion Tottenham Hotspur.

Tidak hanya itu, Mourinho tentu akan mengingat cara yang dia tempuh saat memetik enam kemenangan dalam 23 pertemuan terakhir dengan Guardiola. Bahkan, satu dari enam kemenangan tersebut berhasil ditorehkan Mou saat menukangi Spurs, tepatnya pada paruh kedua Liga Primer Inggris musim lalu atau Februari 2020. Pada laga saat itu, Spurs membungkam City, 2-0.

Terlebih, The Lilywhites tengah berada dalam tren positif penampilan di pentas Liga Primer. Torehan tidak terkalahkan dalam tujuh laga terakhir, dengan lima kemenangan dan dua hasil imbang, merupakan rekor tidak terkalahkan terpanjang Spurs di pentas Liga Primer. Spurs pun membidik kemenangan keempat secara beruntun di laga perdana pasca-jeda internasional.

Dengan raihan 17 poin dari torehan maksimal 21 poin di sepanjang periode tersebut, Spurs berhasil merangsek ke peringkat kedua klasemen sementara Liga Primer, dengan hanya terpaut satu poin dari Leicester City. Catatan penampilan ini pun menjadikan Spurs sebagai salah satu kandidat terkuat dalam perebutan gelar juara musim ini.

Optimisme yang juga digaungkan oleh penyerang Spurs, Harry Kane. Bersama Son Heung-Min, Kane mampu menjadi tumpuan Spurs di lini depan. Bahkan, tak hanya mencetak gol, Kane juga mulai piawai mengirimkan assist. Dari delapan laga di Liga Primer, Kane telah mencetak tujuh gol dan delapan assist. Duetnya dengan Son, yang mencetak delapan gol dan dua assist, menjadi penyumbang terbesar dalam koleksi gol Spurs, mencapai 15 gol dari 19 gol Spurs dalam delapan laga awal Liga Primer.

Di sisi lain, City datang ke Stadion Tottenham Hotspur dengan berbagai sorotan, terutama terkait kebuntuan di lini serang. City hanya mampu mencetak satu gol di lima laga terakhir di Liga Primer. Padahal, di lima laga sebelumnya, the Citizens mampu mencetak total 16 gol. Tidak hanya itu, hanya bisa mencetak 10 gol di tujuh laga awal musim ini merupakan torehan gol terendah City pada periode yang sama sejak musim 2010/2011.

Inkonsistensi performa pun mewarnai perjalanan tim besutan Pep Guardiola itu pada awal musim ini. Meski demikian, secara khusus laga ini juga menjadi pembuktian pertama Guardiola setelah menandatangi perpanjangan kontrak bersama City.

Eks pelatih Barcelona itu sepakat menangani the Citizens hingga 2023 mendatang. Guardiola pun menyebut, masih ada pekerjaan yang belum selesai di City. ''Saya sudah memiliki apa yang saya butuhkan di tim ini. Pemain-pemain luar biasa dan dukungan manajemen klub. Namun, kami merasa ada yang belum selesai. Kami harus bisa melanjutkan kesuksesan yang sudah diraih dalam beberapa tahun terakhir,'' jelas Guardiola dilansir laman resmi klub.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement