Jumat 20 Nov 2020 12:03 WIB

KAI-Pelindo III Teken MoU Optimalisasi Aset

Kerja sama diharapkan mendukung program dalam pengurangan biaya logistik nasional.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI dan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III menandatangani nota kesepahaman tentang pemanfaatan fasilitas, optimalisasi bisnis dan aset serta logistic supply chain di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (20/11).
Foto: Humas Ditjen Bea Cukai Kemenkeu
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI dan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III menandatangani nota kesepahaman tentang pemanfaatan fasilitas, optimalisasi bisnis dan aset serta logistic supply chain di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (20/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI dan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III menandatangani nota kesepahaman tentang pemanfaatan fasilitas, optimalisasi bisnis dan aset serta logistic supply chain di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (20/11). Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama (Dirut) KAI Didiek Hartantyo dan Dirut Pelindo III Saefudin Noer. 

Dirut KAI Didiek Hartantyo mengatakan kerja sama ini bertujuan mempererat kolaborasi antara KAI dengan Pelindo III dalam membangun sistem logistik nasional yang efektif dan efisien.

"Diharapkan ini komitmen bersama dan landasan bagi para pihak melakukan sinergitas dengan kerja sama pemanfaatan fasilitas aset dan pengembangan supply chain untuk pengembangan produktivitas dan mendukung program dalam pengurangan biaya logistik nasional," ujar Didiek. 

Didiek menyampaikan saat ini biaya logistik Indonesia masih berada di angka 26 persen dari total produk domestik bruto (PDB). Angka tersebut termasuk sangat besar ketimbang biaya logistik negara-negara maju yang berkisar di angka delapan persen hingga 12 persen dari total PDB.

Didiek mengatakan kerja sama dengan Pelindo III juga akan melibatkan anak usaha dari kedua perusahaan, seperti anak usaha KAI, PT Kereta Api Logistik (Kalog).

Didiek menyebut lokasi kerja sama menyasar pada sejumlah lokasi Pelindo III yang ada di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya; Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang; dan Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap.

"Kita bertanggung jawab kembangkan Jawa Tengah bagian selatan karena cukup tertinggal, maka akan memberikan kemudahan pelaku logistik yang ingin mengirimkan barang dari dan menuju pelabuhan melalui angkutan kereta api," ucap Didiek. 

Didiek berharap nota kesepahaman ini dapat segera ditindaklanjuti dengan tetap mengedepankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Dengan begitu, kerja sama ini akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan masyarakat pengguna jasa kereta dan pelabuhan.

"Ini langkah yang bersejarah, kita ingin hidupkan kembali kejayaan Indonesia dengan menghidupkan angkutan logistik yang efisien dan dapat berkontribusi bagi program nasional," kata Didiek. 

Dirut Pelindo III Saefudin Noer menyambut positif kerja sama dengan KAI. Saefudin menilai kerja sama ini dapat mendorong optimalisasi aset pelabuhan yang begitu banyak.

Saefudin mengatakan kolaborasi BUMN juga menjadi arahan dari Menteri BUMN Erick Thohir yang mendorong meningkatkan nilai BUMN dengan investasi dan kepemimpinan teknologi.

"Investasi dapat kita lakukan kalau temukan potensi pada aset dan pasar yang kita miliki," ucap Saefudin. 

Saefudin menyampaikan Pelindo III telah menawarkan kerja sama KAI di Pelabuhan Tanjung Intan, Tanjung Perak, dan Tanjung Mas. Kata Saefudin, Pelindo III memang sedang ingin mengembangkan Pelabuhan Tanjung Intan di Cilacap. Pelindo III memperkirakan pertumbuhan di Cilacap akan meningkat seiring kehadiran sejumlah industri besar dari energi hingga industri makanan di wilayah tersebut. 

Sementara Tanjung Mas, kata dia, Pelindo III mendapat penugasan dari pemerintah untuk menjadikan Tanjung Mas sebagai penyokong utama dari kawasan industri yang ada di Batang dan Kendal. 

"Dalam 10 tahun sampai 15 ke depan butuh jalur dari Tanjung Mas ke Batang. Kalau mau kembangkan Batang dan Kendal, serta menjadikan Tanjung Mas sebagai pintu utama maka menurut saya alur harus diperdalam," ujar dia.

Kata Saefudin, Pelindo III telah menyampaikan rencana pengembangan Tanjung Mas untuk mendukung kawasan industri Batang dan Kendal kepada Komisi XI DPR. Saefudin menyampaikan kajian mengenai pengembangan Tanjung Mas akan selesai pada 2021 dan diharapkan pada 2022 sudah bisa terealisasi. 

"Mudah-mudahan dengan Tanjung Mas dan Batang yang semakin berkembang, maka kapasitasnya naik dan jalur logistik darat lewat kereta api tambah hebat," ungkap Saefudin. 

Sementara Tanjung Priuk, Saefudin mengatakan pelabuhan di Surabaya tersebut memiliki pertumbuhan yang sangat tinggi. Ia menyebut 55 persen logistik nasional untuk kontainer berada di Tanjung Perak.

"Jadi sebetulnya untuk domestik peti kemas itu pusatnya ada di Surabaya, kalau kita bisa efisiensikan proses operasi di Tanjung Perak maka bisa membantu menekan biaya logistik secara nasional," kata Saefudin menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement