Kamis 19 Nov 2020 22:34 WIB

Hamas Tuduh UEA Berperan dalam Pendudukan Israel

Hamas menyebut UEA dan Israel mengambil langkah lebih dari kesepakatan normalisasi

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
 (Kiri ke kanan) Menteri Luar Negeri Bahrain Sheikh Khalid Bin Ahmed Al-Khalifa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS Donald J. Trump dan Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed bin Sultan Al Nahyan selama upacara penandatanganan Kesepakatan Abraham, yang menormalkan hubungan antara Uni Emirat Arab dan Bahrain dengan Israel, di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington, DC, AS, 15 September 2020.
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO
(Kiri ke kanan) Menteri Luar Negeri Bahrain Sheikh Khalid Bin Ahmed Al-Khalifa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS Donald J. Trump dan Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed bin Sultan Al Nahyan selama upacara penandatanganan Kesepakatan Abraham, yang menormalkan hubungan antara Uni Emirat Arab dan Bahrain dengan Israel, di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington, DC, AS, 15 September 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Hamas yakin Uni Emirat Arab (UEA) memainkan peran dalam patut dicurigai dalam mendukung pemukim Yahudi Israel di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki. Dugaan itu menunjukkan kalau kedua negara mengambil langkah yang lebih dari kesepakatan normalisasi.

"Kami pikir UEA memainkan peran serius di Yerusalem dan Tepi Barat," kata juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, dikutip dari middleeastmonitor.

Baca Juga

Laporan Anadolu Agency, Abu Zuhri menyatakan, UEA melakukan peran berbahaya di Yerusalem. Perjanjiannya dengan pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki mencerminkan bahwa hubungan UEA-Israel melampaui kesepakatan normalisasi. Dia menekankan bahwa para pejabat UEA memberikan dukungan untuk pendudukan Israel dan bersekongkol melawan perjuangan Palestina.

Laporan sebelumnya mengungkapkan bahwa para pejabat UEA sedang berdiskusi dengan rekan-rekan Israel tentang peluncuran bisnis bersama di permukiman ilegal yang terletak di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur. Kabar itu pun membuat marah rakyat Palestina.

Pada 15 September, UEA dan Bahrain menandatangani perjanjian yang disponsori AS di Gedung Putih untuk membangun hubungan diplomatik, budaya, dan komersial penuh dengan Israel. Setelah perjanjian itu, delegasi senior Israel telah mengunjungi UEA dan mengadakan pertemuan dengan pengusaha Emirat, sementara Emirates telah menjual sederet anggur Kosher yang dibuat di Dataran Tinggi Golan yang diduduki. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement