Kamis 19 Nov 2020 19:26 WIB

Iran akan Jalankan Komitmen Nuklir Jika Biden Cabut Sanksi

Sanksi Iran sudah berlangsung sejak pemerintahan Donald Trump.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Iran akan Jalankan Komitmen Nuklir Jika Biden Cabut Sanksi. Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif (tengah) di Teheran, Iran, 8 September 2019.
Foto: EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Iran akan Jalankan Komitmen Nuklir Jika Biden Cabut Sanksi. Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif (tengah) di Teheran, Iran, 8 September 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran mengaku akan secara otomatis kembali ke komitmen nuklirnya jika Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden mencabut sanksi atas negaranya. Hal ini dijelaskan sendiri oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarif, Rabu (18/11).

Sanksi Amerika atas Iran sudah berlangsung sejak pemerintahan Donald Trump. Selama dua tahun terakhir, Amerika memberikan beberapa sanksi yang membuat ekonomi Iran cukup terdampak.

Baca Juga

"Kembalinya Iran kepada komitmennya dapat dilakukan secara otomatis dan tidak memerlukan kondisi atau bahkan negosiasi," kata Javad Zarif dalam komentar yang diterbitkan di harian Iran yang dikelola pemerintah dilansir dari Al Arabiya, Rabu (18/11).

Ketegangan lama antara AS-Iran selama puluhan tahun meningkat setelah Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir pada 2018. Sementara Trump berusaha untuk memaksimalkan tekanan kepada Iran dan mengisolasinya secara global, Biden justru mengusulkan untuk menawarkan republik Islam itu sebuah jalan yang lebih baik untuk kembali ke jalur diskusi. 

"Amerika berkewajiban mengimplementasikan Resolusi 2231 sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Dewan Keamanannya. Jika resolusi ini dilaksanakan dan sanksi dicabut dan tidak ada hambatan bagi kegiatan ekonomi Iran, maka Iran akan melaksanakan kewajibannya berdasarkan kesepakatan tersebut," terang Zarif. 

Iran membantah sedang berusaha membangun bom nuklir, sejak Mei 2019 secara bertahap menghentikan sebagian besar kewajiban utamanya berdasarkan perjanjian tersebut. Zarif berargumen bahwa pihaknya bereaksi terhadap sanksi dan ketidakmampuan pihak lain - Inggris, China, Prancis, Jerman, dan Rusia - untuk memberi Teheran manfaat ekonomi yang dijanjikan dari kesepakatan itu.

Zarif menggambarkan Biden sebagai veteran urusan luar negeri yang telah dikenalnya selama 30 tahun. "Begitu berada di Gedung Putih, Biden bisa mencabut semua (sanksi) ini dengan tiga perintah eksekutif," katanya. 

Jika pemerintahan Biden melakukannya, kembalinya Iran ke komitmen nuklir disebutnya akan berlangsung cepat. The New York Times melaporkan pada Senin Trump minggu lalu telah bertanya kepada para pembantu utamanya tentang kemungkinan menyerang fasilitas nuklir Iran.

Namun, para pejabat senior dilaporkan menghalangi presiden untuk bergerak maju dengan serangan militer. Mereka memperingatkan Trump serangan semacam itu dapat meningkat menjadi konflik yang lebih luas pada minggu-minggu terakhir masa kepresidenannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement