Kamis 19 Nov 2020 18:19 WIB

Perdana dalam Sedekade, AS Tunjuk Dubes untuk Venezuela

Dubes AS untuk Venezuela akan bekerja di Kolombia

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Bendera Venezuela
Foto: walls-world.com
Bendera Venezuela

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menunjuk Duta Besar untuk Venezuela pertama kali dalam satu dekade. Nantinya, James Story akan bekerja di negara tetangga Kolombia, tidak langsung di negara itu.

Pencalonan Story sebagai duta besar untuk Venezuela dikonfirmasi mendapatkan persetujuan Senat AS pada Rabu (18/11). Warga dari Carolina Selatan itu tidak akan langsung bermarkas di Venezuela karena negara itu sedang mengalami krisis ekonomi dan politik.

Baca Juga

Pria berusia 50 tahun itu kemungkinan akan menjadi pusat bantuan dalam memandu kebijakan AS terhadap Venezuela selama masa transisi Presiden terpilih Joe Biden. Hubungan kedua negara tidak cukup harmonis dalam masa kepemimpinan Donald Trump dan Nicolas Maduro.

AS dan Venezuela belum bertukar duta besar sejak 2010, ketika hubungan pertama kali mulai memburuk di bawah mendiang Presiden Hugo Chavez. Kedua negara benar-benar memutuskan hubungan diplomatik tahun lalu, dengan masing-masing menarik diplomatnya tidak lama setelah Washington mendukung pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai pemimpin sah negara itu.

Terlepas dari tantangan untuk bekerja dari luar Venezuela, Story mengadakan Obrolan Langsung melalui Facebook selama 30 menit. Cara ini mencoba mempertahankan hubungan dengan jutaan warga Venezuela di rumah atau mereka yang telah melarikan diri dari negara yang dilanda krisis.

Dikutip dari dailysabah, melalui kegiatan yang akan diadakan mingguan tersebut, Story menjawab pertanyaan dalam bahasa Spanyol yang fasih dari warga Venezuela dan beberapa warga AS yang masih berada di negara itu. Dia membahas intrik dan kekacauan terbaru yang menggelegak di Venezuela dan AS.

Story sesekali menggunakan bahasa Inggris dengan aksen Carolina Selatan. Dia tidak malu untuk membahas Maduro dan pemerintahnya sebagai bentuk otoriter dan praktik korup yang disalahkan karena menghancurkan sektor minyak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement