Kamis 19 Nov 2020 12:46 WIB

Pengungsi Suriah di Skotlandia Bantu Pamerkan Benda Kuno

Benda kuno itu di antaranya vas-vas yang ditiup dan diyakini berasal dari Suriah

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Esthi Maharani
Bendera Suriah
Foto: Wikipedia
Bendera Suriah

IHRAM.CO.ID, PAISLEY -- Pengungsi Suriah di kota Renfrewshire di Paisley, Skotlandia, membantu memamerkan koleksi yang tidak biasa dari benda pecah belah berusia 2 ribu tahun. Kegiatan memamerkan benda kuno itu membuat mereka merasa terhubung dengan tanah air mereka, lima tahun setelah mereka menetap di Skotlandia.

Koleksi sebanyak 30 potong benda yang berasal dari zaman Romawi itu diwariskan ke Museum Paisley pada 1948 oleh Elizabeth Spiers Peterson, putri dari produsen benang. Benda-benda tersebut diyakini telah diperoleh dari para pedagang barang antik di Suriah, yang dikenal sebagai tempat kelahiran pembuatan kaca.

Kini para pengungsi itu bekerja sama dengan kurator museum untuk mempersiapkan benda-benda 'mahakarya' itu untuk dipamerkan pertama kalinya. Asisten peneliti budaya dunia, Joel Fagan, mengatakan dia terpana ketika warisan itu ditemukan kembali di toko bawah tanah sebagai bagian dari proyek transformasi museum senilai 42 juta Pound yang sedang berlangsung.

"Sungguh luar biasa benda-benda itu bertahan. Kita bisa saja mencampakkannya, tetapi kami merasa itu tidak dapat diterima. Kami ingin membawa museum itu ke komunitas Suriah," kata Fagan, dilansir di The Guardian, Kamis (19/11).

Salah satu pengungsi, Jamal Horani, mengatakan benda-benda kuno itu di antaranya vas-vas yang ditiup dan dibentuk dengan hati-hati, botol parfum dan gelas minum yang berkilauan dengan warna-warni, dan juga dengan ingatan ke masa lalu.

"Saya sangat senang melihat benda-benda yang datang dari Suriah ke Skotlandia ini. Saya tidak tahu bagaimana atau mengapa mereka datang ke sini, tetapi saya merasa sangat bangga bahwa kami dapat membuat mahakarya ini. Itu memberi saya beberapa pemikiran emosional tentang Suriah," ujar Horani.

Adiknya, Khadeja Alhorani, mengatakan bahwa melihat benda-benda tersebut membawa mereka kembali ke kenangan lama, ketika turis datang dari seluruh dunia untuk membeli gelas mereka. Ia mengatakan, keluarganya memiliki koleksi gelas mereka sendiri, beberapa di antaranya barusia lebih dari 100 tahun, tetapi tertinggal ketika mereka meninggalkan kota Homs.

Istrinya, Maryam Alhorani, menggambarkan peran barang pecah belah dalam tradisi keluarga. Menurutnya, orang Suriah sangat ramah, keluarga di sana berkunjung dan makan bersama.

"Kita cenderung menyimpan gelas khusus bukan untuk makan tapi untuk hiasan, yang bisa kita bicarakan kepada generasi muda dan mengenalkan budaya mereka," ujarnya.

Ketiganya mengingat industri yang berkembang yang menghasilkan kaca tiup halus dengan desain rumit dan frasa Arab terukir di atasnya. Selain itu, ada hiasan dinding kaca dengan warna berbeda untuk mewakili sentimen berbeda, yakni merah untuk kekuatan, dan hijau untuk kebaikan. Adapula botol parfum yang dirancang untuk aroma melati, mawar dan aroma lainnya.

Keluarga Horani sekarang menjadi bagian dari komunitas Suriah yang berjumlah hampir 200 orang di Renfrewshire. "Kami tidak tahu banyak tentang Skotlandia sebelum kami datang, dan kami memiliki beberapa kekhawatiran tentang cuaca dan budaya baru, tetapi kami dapat bergaul dengan baik, mendapatkan teman baru, dan sekarang kami menjadi bagian dari komunitas serta sebagai tamu," kata Horani.

Kelompok tersebut kini terlibat dalam mengarahkan tampilan akhir museum, memilih benda-benda dan menulis label dalam bahasa Inggris dan Arab untuk membantu pengunjung memahami relevansi gelas dengan mereka.

Setelah penghancuran yang disengaja dan penjarahan warisan budaya Suriah oleh ISIS, benda-benda kuno itu menjadi semakin penting. Pengrajin Suriah telah berjuang untuk mempertahankan kerajinan mereka sejak perang meletus sembilan tahun lalu.

"Benda-benda ini berasal dari masa ketika peniup kaca baru ditemukan, tetapi industri kaca terus berkembang pesat di Suriah hingga konflik saat ini," kata Fagan.

Bagi Khadeja Alhorani, pajangan benda-benda kuno itu akan menyediakan alternatif cerita tentang Suriah selain konflik yang belakangan mendominasi pemahaman publik.

"Kami ingin pengunjung memahami bahwa kami memiliki peradaban yang hebat dan bahwa pembuatan kaca kami dikenal di seluruh dunia," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement