Kamis 19 Nov 2020 11:54 WIB

Wantannas Jadikan Jabar Percontohan Penanganan Pandemi Covid

Secara teori, harusnya Jabar berpenduduk padat paling parah terkena dampak Covid-19.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau proses simulasi uji coba vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tapos, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (23/10).
Foto: Prayogi/Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau proses simulasi uji coba vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tapos, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --  Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Kang Emil menuturkan Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) memproyeksikan Jabar sebagai daerah percontohan dalam hal penanggulangan pandemi Covid-19.

"Secara teori Covid-19 harusnya kami ini paling parah terkena dampak karena jumlah populasinya paling padat, tanpa sebuah upaya maka korban terbesar itu harusnya Jabar," kata Kang Emil, sapaan akrabnya, usai menerima kedatangan jajaran Wantannas di Kota Bandung, Kamis (19/11).

Kang Emil mengatakan, karena penduduknya terbanyak di Indonesia, sehingga Jabar sangat rentan terhadap penularan Covid-19. Meski begitu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dari jauh hari sudah menyiapkan strategi dalam melawan pandemi Covid-19.

Kang Emil mengatakan, ada lima prinsip yang diterapkan dalam penanganan Civud-19 di Jabar. Adapun prinsip pertama adalah proaktif. Menurut dia, pemprov harus mampu membuat keputusan yang cepat dan tepat tetapi tetap berharmoni.

"Proaktif, tapi harmoni tidak berbeda sendiri, contohnya Jabar sudah menerapkan siaga satu sejak bulan Januari sebelum ada kasus pertama. Proaktif kedua, Jabar daerah pertama yang punya alat PCR saya beli ke Korea jadi kita sudah ngetes duluan di sini, mengeluarkan istilah AKB (adaptasi kebiasaan baru) dan lainnya," kata Kang Emil.

Prinsip kedua adalah transparan. Salah satunya membangun aplikasi Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar) untuk keterbukaan informasi. "Ketiganya ilmiah, di mana setiap keputusan yang kami buat berdasarkan masukan dari para ahli," ujar Kang Emil.

Prinsip berikutnya, yaitu inovatif, di mana industri-industri di Jabar digerakkan untuk fokus melawan Covid-19, antara lain membuat alat ventilator, PCR dan alat pelindung diri. "Prinsip kelima adalah kolaborasi dengan berbagai pihak atau institusi sebagai salah satu kunci penanganan pandemi Covid-19 di Jabar," ucap Kang Emil.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Wantannas, Laksda Harjo Susmoro mengatakan, tujuannya datang ke Jabar adalah untuk mendapatkan data secara langsung. Alasan dipilihnya Jabar, karena apapun yang terjadi di provinsi penduduk terbesar tersebut berdampak terhadap nasional.

"Pertimbangan lainnya karena dalam penanganan Covid-19 Jabar menurut kami cukup berhasil," kata mantan kepala Pusat Hidrosal itu.

Harjo berharap, setelah memperoleh data dan informasi yang cukup, Wantannas merencanakan menjadikan Jabar sebagai daerah percontoham percepatan penanganan Covid-19 nasional.

"Setelah kita mendapatkan validasi dari Jabar terkait bagaimana penanganan Covid-19 bisa sukses, kalau ini bisa ditarik akan bisa jadi model untuk mempercepat penanganan Covid-19 secara nasional," ujar Harjo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement