Rabu 18 Nov 2020 23:33 WIB

Ancaman La Nina, Mentan Optimistis dengan Ketersediaan Beras

Kita memang mempersiapkan dua tahun untuk kesiapan (beras) ini.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan untuk membentuk pemuda kreatif harus dengan teknologi.
Foto: Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan untuk membentuk pemuda kreatif harus dengan teknologi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjamin ketersediaan beras mencukupi untuk kebutuhan konsumsi pangan sampai Juni 2021, meskipun terdapat ancaman fenomena alam La Nina yang berpotensi menyebabkan banjir dan longsor di lahan pertanian.

Syahrul mengatakan pihaknya telah mempersiapkan produksi beras dengan melakukan percepatan musim tanam (MT) pada Oktober 2020--Maret 2021 seluas 8 juta hektare.

"Kita memang mempersiapkan dua tahun untuk kesiapan (beras) ini. Karena itu, MT I tahun 2021, akan ada kurang lebih 8 juta hektare yang kita tanam meski ancaman La Nina tapi ada konsep untuk menghadapinya," kata Syahrul dalam sambutannya pada Jakarta Food Security Summit yang digelar Kadin Indonesia secara virtual di Jakarta, Rabu (18/11).

Syahrul memaparkan bahwa produksi beras sepanjang 2020 mencapai 31,63 juta ton. Jumlah tersebut belum termasuk stok beras yang diperoleh dari musim tanam sebelumnya pada 2019/2020 yang mencapai 5,9 juta ton.

Dengan konsumsi beras Nasional sebesar 30 juta ton pada 2020, Syahrul mencatat stok beras hingga akhir Desember mencapai 7 juta ton, dan akan menjadi stok awal (carry over) tahun berikutnya.

Perkiraan produksi dari hasil MT I Tahun 2021 mencapai 18,5 juta ton setara beras. Dengan konsumsi mencapai 15 juta ton, Syahrul menyebutkan bahwa stok beras pada bulan Juni diperkirakan mencapai 9 juta ton.

"Kalau ada beras 18,5 juta ton dari MT 1 Tahun 2021, kurang lebih konsumsi kita ada sekitar 15 juta, maka stok di bulan Juni ada 9 juta ton. Sampai Juni, Insya Allah, masih ada stok," kata Mentan.

Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menilai pembangunan pertanian di Indonesia sudah berjalan cukup baik.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong adanya sinergitas antarlembaga dan kementerian lain yang lebih kuat, terutama dalam mewujudkan ketahanan pangan di masa pandemi dan pascapandemi.

"Untuk mewujudkan dan menumbuhkan sektor pangan, maka semua pemangku kepentingan harus mengembangkan strategi yang mantap dan mendorong kesepakatan bersama untuk memajukan sektor pertanian termasuk pada masa pascapandemi," kata Rosan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement