Rabu 18 Nov 2020 17:40 WIB

Jaswita Jabar Tawarkan Empat Proyek di WJIS 2020

Semua proyek ditawarkan ke investor karena tak mungkin dibiayai sendiri oleh Jawista.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Jawista Jabar menawarkan empat proyek unggulan pada event WJIS 2020.
Foto: Istimewa
Jawista Jabar menawarkan empat proyek unggulan pada event WJIS 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Jasa dan Kepariwisataan Jabar (Perseroda) turut mendukung dan berpartisipasi secara aktif dalam event West Java Investment Summit 2020 yang digelar di Hotel Savoy Homan Kota Bandung pada Senin (16/10) dan Selasa (17/11). Pada hari kedua penyelenggaraan event promosi investasi Jawa Barat tersebut, Jaswita Jabar menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan PTPN VIII terkait pengelolaan kawasan wisata Ciater yang disaksikan secara langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. 

Selain MOU dengan PTPN VIII, pada WJIS 2020, Jaswita Jabar juga menawarkan empat proyek strategis di berbagai lokasi di Jawa Barat.  Dalam kesempatan market sounding, Jaswita Jabar pun, memaparkan empat proyek yang ditawarkan Jaswita kepada para investor yang hadir langsung di Hotel Savoy Homan dan yang mengikuti acara secara online

Menurut Direktur Utama PT Jasa dan Kepariwisataan Jabar (Perseroda), Deni Nurdyana Hadimin, keempat proyek investasi tersebut adalah pembangunan hotel kapsul di Jl Ambon No 18 Kota Bandung senilai Rp 7,2 miliar. Pembangunan pasar kreatif Cikutra di Jl Cikutra no 70 Kota Bandung senilai Rp 212 miliar, pembangunan kawasan ekowisata Hejo Forest di Ciwidey Rancabali senilai Rp 6,5 miliar, serta pembangunan pondok seni Pangandaran senilai Rp 12,9 miliar.

Menurutnya, empat proyek investasi yang ditawarkan Jaswita Jabar ini seluruhnya merupakan proyek unggulan untuk mendukung pengembangan pariwisata di Jawa Barat. 

“Tawaran investasi di empat proyek ini, sejalan dengan apa visi pembangunan Jawa Barat yaitu menjadikan pariwisata sebagai gerbong pembangunan ekonomi, dan juga selaras dengan visi Jaswita Jabar untuk menjadikan Jaswita Jabar sebagai perusahaan unggulan di bidang pariwisata pada tahun 2025 mendatang,” ujar Deni dalam siaran persnya, Rabu (18/11).

Keempat proyek ini, kata Deni, ditawarkan kepada investor dengan model pendanaan berupa pinjaman lunak, kemitraan strategis, maupun investasi langsung.

Skema bisnisnya pun, kata dia, bervariasi. Yakni, mulai dari pengelolaan langsung oleh Jaswita Jabar maupun kerjasama pengelolaan dengan mitra investor.

Semua proyek ini, kata Deni ditawarkan kepada investor karena tidak mungkin ke-empat proyek ini dibiayai sendiri oleh Jaswita. “Dalam kondisi perekonomian yang terdampak Covid, salah satu opsi pembiayaan yang paling memungkinkan adalah dengan mengundang investor untuk bersama-sama membangun proyek pendukung pariwisata ini bersama-sama,” katanya. 

Jaswita Jabar pun, kata dia, membuat perjanjian kerja sama (PKS). Di antaranya dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat terkait Pengembangan dan pengelolaan Pondok Seni Pangandaran Jawa Barat, Perjanjian Kerahasiaan (Non Disclosure Agreement) antara Jaswita Jabar dengan PT Kinerja Pay Indonesia untuk pembangunan proyek di kawasan Jawa Barat, Penandatangan MoU Jaswita Jabar dengan PT Kinerja Pay Indonesia: kerja sama pembangunan proyek di kawasan Jawa Barat, dan perjanjian pendahuluan kerja sama pengembangan dan pengelolaan Hejo Forest Eco Tourism antara JSW - PT Bina Wana Lestari. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement