Rabu 18 Nov 2020 13:17 WIB

Indef: Ekonomi Tahun Depan Masih Berjalan Setengah Normal

Tantangan ekonomi di sektor riil dan moneter masih terlampau banyak.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Wakil Direktur Institute Development of Economic and Finance (Indef) Eko Listiyanto memproyeksikan, ekonomi Indonesia pada tahun depan hanya akan tumbuh setengah dari proyeksi pemerintah. Sebab, kapasitas dan utilisasi sektor riil diprediksi masih berada di level 50 persen, yang juga berdampak ke sektor keuangan.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Wakil Direktur Institute Development of Economic and Finance (Indef) Eko Listiyanto memproyeksikan, ekonomi Indonesia pada tahun depan hanya akan tumbuh setengah dari proyeksi pemerintah. Sebab, kapasitas dan utilisasi sektor riil diprediksi masih berada di level 50 persen, yang juga berdampak ke sektor keuangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Direktur Institute Development of Economic and Finance (Indef) Eko Listiyanto memproyeksikan, ekonomi Indonesia pada tahun depan hanya akan tumbuh setengah dari proyeksi pemerintah. Sebab, kapasitas dan utilisasi sektor riil diprediksi masih berada di level 50 persen, yang juga berdampak ke sektor keuangan.

Dalam Undang-Undang APBN 2021, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2021 dapat menyentuh lima persen. Tapi, Eko menilai, tantangan ekonomi di sektor riil dan moneter masih terlampau banyak untuk mencapai target tersebut. Khususnya perkembangan kasus Covid-19 di domestik maupun global.

Baca Juga

"Kalau target pemerintah itu lima persen, saya perkirakan di separuhnya, 2,5 sampai tiga persen itu lebih realistis," ucapnya dalam Webinar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021: Jalan Terjal Pemulihan Ekonomi, Rabu (18/11).

Di sisi lain, Eko menambahkan, vaksinasi yang diharapkan dapat mengakselerasi pemulihan pun belum tentu dapat dilaksanakan tepat waktu. Perkiraan pemerintah untuk memulai proses vaksinasi pada semester satu dinilai masih menghadapi banyak hambatan dan tantangan.

Oleh karena itu, Eko menyebutkan, ekonomi Indonesia masih berjalan di level separuh dari kapasitas normal hingga akhir tahun depan. "Penanganan pandemi jadi kunci semuanya, termasuk untuk konteks ekonomi," katanya.

Eko mengakui, tren pemulihan sudah mulai terlihat pada kuartal ketiga. Beberapa indikator perekonomian menunjukkan peningkatan, termasuk Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur dan pertumbuhan beberapa sektor riil dibandingkan Mei.

Hanya saja, menurut Eko, pemulihan tersebut masih belum maksimal dan menyentuh level sebelum pandemi Covid-19. “Jadi, ada sedikit pemulihan tapi belum total,” tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan, pemulihan ekonomi Indonesia baru akan terjadi pada kuartal kedua hingga kuartal ketiga tahun depan. Momentum ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi 2021 yang diproyeksikan berada pada level lima persen. 

Sri menjelaskan, disiplin masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan merupakan kunci utama untuk mencapai pemulihan ekonomi di level tersebut. Sebab, sikap disiplin akan membantu menjaga mobilitas masyarakat. "Sehingga kita bisa mobile beraktivitas dan melakukan kegiatan tanpa menimbulkan penyebaran Covid-19," tuturnya dalam diskusi virtual, Rabu (10/11).

Sri menggambarkan, tren menuju pemulihan sebenarnya sudah mulai terlihat pada kuartal ketiga. Pada periode Juli hingga September ini, terjadi pembalikan setelah ekonomi mengalami kontraksi dalam pada kuartal kedua, meskipun masih lebih baik dibandingkan negara lain.

Ia berharap, dengan perbaikan ekonomi global dan keberadaan vaksin, tren pemulihan bisa semakin terakselerasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement