Rabu 18 Nov 2020 12:25 WIB

Tokyo Tingkatkan Kewaspadaan Covid-19 ke Level Tertinggi

Kasus covid-19 di Tokyo naik dalam beberapa pekan terakhir.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
virus corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Pemerintah di wilayah Ibu Kota Tokyo, Jepang memperketat aturan terkait pencegahan penyebaran infeksi virus corona jenis baru (COVID-19). Pada Rabu (18/11), pihak berwenang mengumumkan bahwa tingkat peringatan kewaspadaan akan dinaikkan ke level tertinggi.

Dilansir BNN Bloomberg, pejabat Tokyo diharapkan membuat keputusan terkait langkah-langkah pencegahan lebih lanjut dalam pertemuan dengan para ahli kesehatan pada Kamis (19/11) besok. Diantaranya rencana yang tengah dipertimbangkan saat ini adalah meminta pertokoan dan seluruh bisnis untuk tutup lebih awal.

Baca Juga

Tingkat kewaspaan kembali dinaikkan ke level tertinggi menyusul angka kasus COVID-19 yang  besar di Tokyo selama beberapa pekan terakhir. Kota metropolitan tersebut telah mencatat hingga 298 kasus infeksi virus corona jenis baru pada Selasa (17/11). Kasus diperkirakan meningkat dalam beberapa hari mendatang.

Secara keseluruhan di Jepang, terdapat hampir ribuan kasus COVID-19 dilaporkan per hari dalam satu pekan terakhir. Di Hokkaido, peningkatan kasus juga terjadi secara mengkhawatirkan, membuat para warga, seperti di Sapporo telah diminta untuk tetap berada di rumah masing-masing.

Meskipun kasus COVID-19 meningkat, pemerintah di Tokyo tidak melihat adanya kekurangan fasilitas perawatan di rumah sakit dan jumlah pengujian. Jepang telah menarik perhatian dari banyak negara lain di dunia karena kemampuannya untuk mengendalikan penyebaran virus corona jenis baru tanpa melakukan tes massal atau aturan pembatasan ketat seperti lockdown.

Terlepas dari dua puncak wabah di Jepang sebelumnya seperti pada Agustus, angka kematian dan kasus COVID-19 dengan gejala serius tetap rendah. Kehidupan para warga di Negeri Matahari Terbit dalam beberapa waktu terakhir telah kembali berjalan normal, dengan pertandingan olahraga dilanjutkan dan para pekerja kembali ke kantor.

Namun dalam beberapa pekan terakhir, para pejabat Jepang telah menyatakan keprihatinan atas meningkatnya varian kelompok infeksi. Seperti meningkatnya jumlah kasus di panti jompo, rumah sakit dan sekolah.

Para ahli menunjukkan peningkatan penyebaran di antara orang dewasa muda yang tidak mempraktekkan jarak sosial. Termasuk di dalam komunitas asing, yang mungkin berjuang karena hambatan kemampuan bahasa, serta akses yang lebih terbatas ke layanan kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement