Kamis 19 Nov 2020 01:47 WIB

Lawan Sanksi Amerika, Huawei Resmi Jual Unit Bisnis Ponsel Pintar

Lawan Sanksi Amerika, Huawei Resmi Jual Unit Bisnis Ponsel Pintar

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Lawan Sanksi Amerika, Huawei Resmi Jual Unit Bisnis Ponsel Pintar. (FOTO: REUTERS/Sergio Perez)
Lawan Sanksi Amerika, Huawei Resmi Jual Unit Bisnis Ponsel Pintar. (FOTO: REUTERS/Sergio Perez)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Huawei menjual unit bisnis ponsel pintar Honor ke konsorsium miliki lebih dari 30 agen dan dealer sebagai salah satu upaya melawan sanksi Amerika Serikat (AS).

Asal tahu saja, pemerintah AS menganggap perusahaan ietu sebagai ancaman keamanan nasional. Huawei berulang kali menyangkalnya.

"Pembelian akan berlangsung melalui perusahaan baru bernama Shenzhen Zhixin New Information Technology. Huawei tak akan memegang saham apapun di perusahaan Honor baru itu setelah penjualan," kata konsorsium tersebut, dilansir dari Reuters, Rabu (18/11/2020).

Baca Juga: Kemenangan Biden Jadi Harapan Baru bagi Bisnis Huawei yang Makin Carut-Marut

Baca Juga: Qualcomm Kantongi Izin Buat Jualan Lagi ke Huawei, Amerika Nyerah?

Lebih lanjut, dalam pernyataan resmi, Huawei menyebut bisnis konsumennya telah berada di bawah tekanan luar biasa karena kekurangan elemen teknis.

Huawei berujar, "langkah ini telah dilakukan oleh rantai industri Honor guna memastikan kelangsungan hidupnya sendiri."

Akan tetapi, perubahan kepemilikan tak akan berdampak pada arah pengembangan Honor, menurut pernyataan kedua pihak. Ke depannya, Honor pun akan mencari lebih banyak mitra investasi.

Sekadar informasi, pembatasan pemerintah AS telah memaksa Huawei untuk berfokus pada ponsel kelas atas dan bisnis yang berorientasi pada perusahaan. "Pemerintah AS tak punya alasan untuk menerapkan sanksi kepada Honor setelah (ia) berpisah dari Huawei," ujar salah satu sumber.

Sayangnya, dalam pernyataan resmi, tak tersedia nominal kesepakatan itu. Namun, Reuters pernah melaporkan isu kesepakatan penjualan Honor senilai 100 miliar yuan (sekitar Rp214,1 triliun) 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement