Rabu 18 Nov 2020 09:10 WIB

Universitas Indonesia Edukasi Publik Hadapi Pandemi Covid-19

Edukasi publik hadapi pandemi Covid-19 melalui tayangan video

Pembagian sembako ke masyarakat  Tim Pengabdian Masyarakat UI, di Kemang Bangka, Jakarta Selatan,  (8/11/2020)
Foto: Dok Istimewa
Pembagian sembako ke masyarakat Tim Pengabdian Masyarakat UI, di Kemang Bangka, Jakarta Selatan, (8/11/2020)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Tim Pengabdian Masyakarat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia yang berjudul Humanities, Explained Edisi Covid-19 dan Edukasi Publik memproduksi seri video Humanities, Explained Edisi Covid-19.

Video-video tersebut adalah seri yang mengedukasi masyarakat mengenai fakta sejarah Pandemi Flu Spanyol 1918 yang disebut dengan Mother of All Pandemics dan Rekam Pandemi Covid-19. Penyebarluasan video-video tersebut menggunakan Youtube di kanal Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya (PPKB) FIB UI dan berbagai macam media sosial lainnya.

Baca Juga

Ketua Tim, Julia W, mengatakan pandemi Covid-19 adalah virus yang membuat berbagai negara kewalahan dalam menanganginya. Pandemi seperti ini bukan pertama kalinya dalam sejarah.

Pada 100 tahun yang lalu ada influenza Spanyol yang sangat mematikan, merenggut nyawa 50 hingga 100 juta jiwa di seluruh dunia. “Kejadian 100 tahun lalu itu perlu kita pelajari sejarahnya agar tidak mengulanginya,” ujar dia. 

Dia mengatakan tujuan pengabdian masyakarat ini, masyakarat mendapatkan informasi mengenai fakta sejarah pandemi, cara mengatasinya yang lebih baik lagi daripada 100 tahun yang lalu dan merekam pandemi dengan melakukan pengumpulan, penyebaran informasi, dan pendokumentasian yang baik. “Kini buka hati dan pikiran untuk peduli bersama mengatasi wabah, kita bisa! Belajar dari sejarah, belajar tidak mengulanginya.”kata dia dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Rabu (18/1).  

Dalam tayangan videonya, Syefri Luwis, peneliti di Museum Bank Indonesia, menjelaskan dalam videonya bagaimana kondisi pandemi Influenza Spanyol di Hindia-Belanda yang terjadi 100 tahun lalu. Sejarah terulang kembali, pandemi yang hampir serupa terulang lagi saat ini. Namun demikian, disinformasi yang dulu (pada saat Pandemi Flu Spanyol 1918) terjadi, tidak perlu terulang lagi. 

Syefri menjelaskan, faktor ekonomi yang mengalahkan faktor kesehatan sehingga memakan jutaan jiwa dulu tidak perlu terulang lagi kini. Dan kita tidak perlu menjadi bebal untuk menjadi kebal dalam mengatasi wabah pandemi Covid-19 ini. “Pesan-pesan itulah yang ditunjukkan dalam tiga video pendek luaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini,” ujar dia. 

photo
Peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan Budaya Fakultas Ilmu Budaya UI, Kresno Brahmantyo - (Dok Istimewa)

Sementara itu, peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan Budaya Fakultas Ilmu Budaya UI, Kresno Brahmantyo, menjelaskan tentang perekaman data-data Covid-19 yang dilakukan di seluruh dunia. Perekaman Pandemi Covid-19 ini bertajuk "Making History Together", merekam kejadian pandemi saat ini yang dialami publik dalam kehidupan kesehariannya untuk disimpan dalam satu repositori berbasis web. 

Data yang direkam berupa visual, audio, teks maupun postingan di berbagai platform media sosial, facebook, twitter dan InstaGram yang menggambarkan pengalaman masyarakat menghadapi pandemi.  Repositori ini akan bisa diakses sepuluh atau dua puluh tahun ke depan oleh publik untuk memberikan gambaran bagaimana satu wabah pandemik disikapi masyarakat saat itu.

Sehingga masyarakat di masa datang akan lebih siap menghadapi pandemi sejenis karena dapat belajar dari masa lalu. “Satu gerakan sejarah untuk masa depan dengan jumlah perekaman web repositori mencapai 550 web dari seluruh penjuru dunia,” kata dia. 

Julia menambahkan, tidak berhenti pada mengedukasi melalui pemberian informasi, tim pengabdi pun juga memberi bantuan nyata kepada masyarakat sekitar tempat tinggal yang terdampak pandemi. Bantuan langsung diberikan untuk sedikit meringkankan beban mereka yang terdampak pandem  

Pembagian sembako ke masyarakat sekitar dilakukan di daerah Kemang Bangka, Jakarta Selatan,  (8/11/2020). Masyarakat penerima aksi bantuan sosial merasa sangat terbantu dengan bantuan berupa sembako, terlebih lagi di masa sulit sekarang ini.

Dalam bakti sosial tersebut, tim membagikan goodie bag yang berisikan sembako untuk kebutuhan sehari-hari. Selain memberikan bantuan, tujuan dari bakti sosial ini adalah mengedukasi masyarakat melalui semboyan yang ada di goodie bag, bertuliskan “History saves Lives. Bersama kita bisa #Covid-19 pasti berlalu.”    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement