Rabu 18 Nov 2020 06:55 WIB

Musim Dingin Makin Buat Sengsara Pengungsi Suriah

Musim dingin sangat menyengsarakan pengungsi suriah

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Subarkah
Para pengungsi Suriah di kamp perbatasan dengan Lebanon sangat menderit di musim dingin.
Foto: unicef
Para pengungsi Suriah di kamp perbatasan dengan Lebanon sangat menderit di musim dingin.

IHRAM.CO.ID, IDLIB -- Akhir tahun lalu, sebuah media internasional, Anadolu Agency merilis berita tentang 284 ribu penduduk Suriah menyelamatkan diri dari pemboman di Idlib, Suriah. Mereka memilih mengungsi ke perbatasan Turki.

Pergerakan penduduk Suriah itu bahkan telah terjadi sejak November 2019. Mereka mencoba menyambung kehidupan di tanah konflik walau dalam kondisi yang kurang baik.

Kondisi yang dimaksud ialah musim dingin ekstrem. Mungkin bagi sebagian orang Indonesia musim dingin menjadi idaman. Namun, bagi penduduk Suriah itu bukanlah suatu yang menyenangkan. Konflik kemanusiaan yang tak kunjung usai membawa dampak buruk bagi penduduk sipil. Hal ini seakan menambah kondisi sulit yang mereka hadapi.

Penduduk Suriah yang telah mengungsi ke kamp-kamp pengungsian di perbatasan Turki hingga Lebanon pun tak lekang dari hantaman musim dingin. Di bawah tenda pengungsian yang seadanya, penduduk Suriah harus bertahan hidup.

 

Selain menghadapi kebutuhan pangan yang minim, mereka juga harus bersiap dengan ancaman bencana yang datang kala musim dingin, seperti banjir serta badai.

“Ini adalah situasi yang sangat tidak menyenangkan,” ungkap salah satu pengungsi di Suriah, dikutip di keterangan resmi ACT, Rabu (18/11).

Menjelang akhir tahun 2020 kali ini pun, penduduk Suriah, masih harus menghadapi ancaman musim dingin. Ancaman ini dirasakan mereka yang masih berada di dalam wilayah negara tersebut, maupun sedang mengungsi di negara sekitarnya. Bahkan, kondisi dirasa akan semakin buruk karena hadirnya pandemi Covid-19.

Musim dingin yang datang setiap tahun ini juga yang membuat Aksi Cepat Tanggap (ACT) berikhtiar mendampingi penduduk Suriah yang sedang dirundung konflik kemanusiaan. Paket bantuan yang diberikan salah satunya ialah selimut serta pakaian hangat.

Tim Global Humanity Response - ACT, Firdaus Guritno, mengatakan bantuan dari dermawan akan didistribusikan untuk penduduk yang menjadi korban konflik kemanusiaan dan menjadi pengungsi internal.

“Musim dingin di Suriah serta negara di sekitarnya yang menjadi lokasi pengungsi penduduk Suriah suhu udaranya bisa mencapai minus satu derajat celsius. Untuk itu, bantuan musim dingin sangat dinanti oleh penduduk Suriah yang hingga kini hidup dikepung kemiskinan serta konflik kemanusiaan,” kata Firdaus.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement