Selasa 17 Nov 2020 17:26 WIB

Hampir 100 Ribu Anggota Pramuka AS Laporkan Pelecehan Seksual

Hampir 100 ribu Boy Scouts of America ajukan kompensasi patas pelecehandi masa lalu.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Reuters/T. Sharp
Reuters/T. Sharp

"Sampai hari ini, 95.000 klaim telah diajukan," kata pengacara para korban pelecehan seksual, Paul Moses, kepada AFP. Jumlah tersebut mengungkapkan banyaknya dugaan pelecehan seksual yang dilakukan selama beberapa dekade terakhir oleh para pemimpin pramuka. Jumlah ini juga jauh lebih besar dibandingkan 11 ribu laporan yang telah diajukan beberapa tahun terakhir terkait pelecehan seksual di lingkungan Gereja Katolik.

"Ini merupakan skandal pelecehan seksual terbesar di AS," kata Moses.

"Kami terpukul oleh banyaknya orang yang mengalami pelecehan di masa lalu dalam kegiatan pramuka dan tersentuh karena mereka berani mengungkapkannya," bunyi pernyataan BSA.

"Kami sangat sedih karena kami tidak dapat menghilangkan rasa sakit mereka. Kami sengaja mengembangkan proses yang terbuka dan dapat diakses untuk menjangkau para korban dan membantu mereka mengambil langkah penting untuk menerima kompensasi. Tanggapan yang kami lihat dari para penyintas sangat menyayat hati. Kami sangat menyesal," tambah BSA.

Grup yang didirikan pada 1910 ini memiliki 2,2 juta anggota berusia antara lima dan 21 tahun.

Bangkrut karena pelecehan seksual

Diguncang oleh tuduhan pelecehan seksual, BSA mengajukan kebangkrutan pada bulan Februari. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk memblokir klaim biaya penyelesaian agar tidak berkaitan dengan organisasi secara langsung dan sebagai gantinya menyalurkannya ke dana kompensasi.

Organisasi pramuka yang memiliki dana lebih dari $ 1 miliar (Rp 14 triliun) itu belum mengatakan berapa banyak yang akan mereka gunakan sebagai dana kompensasi melalui dana ini.

Pengungkapan pelanggaran di organisasi pramuka AS menjadi perhatian luas pada tahun 2012 ketika Los Angeles Times menerbitkan dokumen internal yang menjelaskan detail pelecehan seksual selama beberapa dekade.

Sekitar 5.000 "data penyimpangan" ditemukan, mengidentifikasi tentang banyaknya pelaku di antara kepemimpinan pramuka, termasuk pemimpin pramuka.

Sebagian besar insiden tidak pernah dilaporkan ke pihak berwenang dan BSA mengambil tanggung jawab sendiri untuk menyingkirkan tersangka pelecehan.

Negosiasi sekarang akan dimulai antara korban, BSA dan perusahaan asuransi mereka untuk menentukan jumlah yang harus dibayarkan.

BSA "harus menjual beberapa properti mereka," kata Moses, seraya menambahkan itu adalah proses "sangat rumit" yang bisa berlangsung satu atau dua tahun.

Moses pada 2010 memenangkan $ 20 juta (Rp 280,9 miliar) untuk biaya kompensasi terhadap mantan anggota pramuka yang dilecehkan oleh pemimpinnya.

Beberapa kasus telah diajukan terhadap BSA sejak 2012, terutama setelah beberapa negara bagian memperpanjang undang-undang pembatasan tuduhan pelecehan seksual terhadap anak.

Pelecehan di lingkungan Gereja Katolik

Kepemimpinan Gereja Katolik AS yang juga diguncang oleh klaim pelecehan seksual terhadap anak-anak, akan bertemu secara virtual untuk konferensi tahunannya.

Agenda terbaru memasukkan diskusi tentang laporan Vatikan minggu lalu soal Kardinal Theodore McCarrick yang dicopot dan pembungkaman terhadap banyak rekannya.

Dokumen setebal 450 halaman itu merinci beberapa insiden di mana para pastor atau seminaris muda melaporkan tuduhan pelecehan oleh McCarrick tetapi penyelidikan tidak pernah dibuka.

"Butuh waktu untuk memproses banyak pelajaran yang ditemukan di ratusan halaman catatan kaki ... hasil tragis ini bukan hanya dari satu kerusakan, melainkan hasil dari banyak kerusakan selama bertahun-tahun," kata Uskup Agung Los Angeles Jose Gomez yang akan memimpin konferensi tersebut.

"Kerusakan ini dipicu oleh akar yang tertancap dalam, dari budaya klerikalisme kami," katanya, seraya menambahkan bahwa "secara individu dan kolektif, kami meminta maaf atas trauma yang disebabkan oleh mereka yang melakukan pelecehan."

ha/pkp (AFP)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement