Selasa 17 Nov 2020 16:59 WIB

Di Tengah Pandemi, Pengusaha Indonesia Terus Ekspansi Global

Meski pandemi sempat menghabat, mereka berhasil menembus kembali pasar global.

Kebab Baba Rafi (ilustrasi). Di tengah kondisi pandemi Covid-19, sejumlah pengusaha lokal tetap bisa menembus pasar global, salah satunya Kebab Baba Rafi.
Foto: ROL/C27
Kebab Baba Rafi (ilustrasi). Di tengah kondisi pandemi Covid-19, sejumlah pengusaha lokal tetap bisa menembus pasar global, salah satunya Kebab Baba Rafi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah kondisi pandemi Covid-19, sejumlah pengusaha lokal tetap bisa menembus pasar global. Hal tersebut dilakukan sejumlah pengusaha Tanah Air.

Salah satunya pengusaha kuliner Hendy Setiono, CEO dan Founder dari Kebab Turki Baba Rafi, yang segera membuka cabang di India, pada Desember mendatang. Ia mengatakan, seharusnya Baba Rafi bisa mulai masuk India pertengahan 2020. Namun akibat pandemi, rencana itu tertunda.

Baca Juga

"Kami tetap bersyukur Kebab Baba Rafi akan bisa mulai hadir di India pada Desember 2020 mendatang," kata dia dalam webinar bertajuk Geliat Pengusaha Lokal Untuk Menembus Pasar Global Dalam Transisi Era Pandemi pada Selasa (17/11).

Hendy menuturkan, India menjadi negara ke 10 yang berhasil dimasuki kebab asli merek Indonesia itu.  Saat ini, persiapan pembukaan cabang tengah dilakukan mulai dari renovasi hingga pelatihan karyawan yang akan beroperasi di India.

Cerita sukses juga datang dari Shinta Melodi, pengusaha furnitur yang telah lebih dulu menembus pasar global. Ia menuturkan, meski pandemi membuat pesanan furnitur sempat tertunda, kondisinya kini mulai membaik dan perusahaannya mulai kembali melakukan ekspor pada Juni lalu.

"Karena pasar kami memang 70 persen ekspor, kondisi pandemi ini membuat kami melakukan pendekatan ke pasar domestik karena budget travelling orang-orang kini beralih ke renovasi rumah," kata Shinta.

Sementara itu, pengusaha bidang alat kesehatan sinar ultraviolet (UVC) Yudhi Andrinto mengungkapkan kondisi pandemi membuat ia bersama tim ingin melakukan sesuatu bagi bangsa. Yakni dengan menyediakan fasilitas protokol kesehatan tambahan berupa kesehatan yang bisa digunakan di area publik, rumah sakit, hingga rumah tinggal.

"Meski peluang ekspornya berat karena UVC gelombang 254 masif produksinya di China, kami baru saja mendaftarkan hak paten penemuan baru untuk produk Far UVC 222. Mungkin itu bisa diekspor ke depan," ungkap Yudhi.

 

Alat UV yang berguna untuk sterilisasi dan bisa digunakan untuk kepentingan sterilisasi di rumah sakit, sekolah, hingga angkutan transportasi.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement