Selasa 17 Nov 2020 13:21 WIB

Biden: AS Harus Tetapkan Peraturan Dagang untuk Hadapi China

Biden belum menentukan apakah akan bergabung pakta perdagangan China-Asia

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
 Presiden terpilih Joe Biden berbicara pada hari Selasa, 10 November 2020, di teater The Queen di Wilmington, Del.
Foto: AP/Carolyn Kaster
Presiden terpilih Joe Biden berbicara pada hari Selasa, 10 November 2020, di teater The Queen di Wilmington, Del.

IHRAM.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan AS harus menegosiasikan peraturan perdagangan global dengan sekutu-sekutunya untuk menghalau pengaruh China yang terus berkembang. Tapi ia menolak mengatakan apakah akan bergabung dengan pakta perdagangan China-Asia.

Dalam konferensi pers di Wilmington, Delaware, Biden ditanya apakah AS akan bergabung dalam kerja sama Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang ditandatangani akhir pekan lalu. Biden mengatakan ia belum membahas kebijakan perdagangan AS karena ia belum menjabat 'dan hanya ada satu presiden pada satu waktu'.

Baca Juga

"Kami menguasai 25 persen perekonomian dunia, kami harus bersekutu dengan negara demokrasi lain, 25 persen lainnya atau lebih, sehingga kami dapat menetapkan peraturan di jalan dibandingkan Cina dan pihak lain yang mendikte hasilnya karena itu yang paling penting," kata Biden, Senin (17/11).

RCEP yang ditandatangani dalam pertemuan tahunan di Hanoi menjadi perjanjian perdagangan terbesar di dunia. Mencakup 30 persen perekonomian global dan 30 persen populasi di seluruh dunia. Pertama kalinya raksasa-raksasa Asia seperti China, Jepang, dan Korea Selatan bergabung dalam perjanjian ekonomi kawasan.

Hal itu juga menjadi pukulan keras bagi pengaruh AS di Asia usai Presiden AS Donald Trump keluar dari perjanjian perdagangan Trans-Pacific Partnership (TPP) pada tahun 2017 lalu. Pakta yang ditandatangani 12 negara anggota itu dibentuk Biden saat masih menjadi wakil presiden Barack Obama.

Biden mengatakan ia akan menyampaikan detail rencana perdagangannya pada 21 Januari 2020 mendatang, satu hari setelah ia dilantik sebagai presiden AS. Anggota TPP lain seperti Jepang dan pendukung perdagangan bebas lainnya berharap Biden membawa AS bergabung kembali ke perjanjian perdagangan tersebut. Ia tidak banyak membahas mengenai hal tersebut dan para penasehatnya mengatakan Biden tidak akan segera mencabut tarif terhadap produk-produk China.

Biden mengatakan ia sudah memberitahu para pemimpin pendekatan perdagangan AS akan 'berinvestasi pada pekerja AS dan membuat mereka semakin kompetitif'. Memastikan kepentingan buruh dan lingkungan di wakilkan pada setiap negosiasi perdagangan baru dan berhenti 'mencolok jari kami ke mata teman-teman kami'. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement