Selasa 17 Nov 2020 10:31 WIB

China Kecam Dubes Kanada yang Sebut Ada Genosida di Xinjiang

China menyebut pernyataan Dubes Kanada tentang Xinjiang konyol

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Petugas setempat memasangkan kamera CCTV di sudut  kota tua Khasgar, Daerah Otonomi Xinjiang Uighur, China.
Foto: Thomas Peter/Reuters
Petugas setempat memasangkan kamera CCTV di sudut kota tua Khasgar, Daerah Otonomi Xinjiang Uighur, China.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mengecam Duta Besar Kanada untuk PBB Bob Rae karena menyebut telah terjadi genosida di Provinsi Xinjiang. Beijing menyebut pernyataan Rae konyol.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian mengungkapkan, laju pertumbuhan penduduk Kanada pada 2019 adalah 1,42 persen. Sebagian besar peningkatannya berasal dari pendatang. Sementara itu, dari 2010-2018, populasi Uighur di Xinjiang naik dari 10,17 juta menjadi 12,72 juta. Peningkatannya sekitar 25 persen.

Baca Juga

"Saya ingin bertanya kepada duta besar (Kanada) ini, jika logikanya masuk akal dalam mencari tahu siapa yang paling cocok dengan label genosida, sepertinya bukan orang Uighur yang dianiaya, melainkan orang-orang Kanada, bukan? Anda bisa melihat betapa konyolnya pernyataan duta besar itu. Sedikit nasihat untuknya: lakukan beberapa pekerjaan rumah sebelum membuat aksi publisitas, agar tidak membodohi dirinya sendiri," kata Zhao pada Senin (16/11), dikutip laman resmi Kementerian Luar Negeri China.

Zhao pun menyoroti pernyataan Bob Rae yang menyerukan agar dilakukan penyelidikan independen di Xinjiang. "Duta besar ini berkata, 'Tidak diragukan lagi ada aspek dari apa yang dilakukan orang China yang sesuai dengan definisi genosida dalam konvensi genosida'. Tetapi dia juga mengatakan bahwa 'Itu kemudian mengharuskan Anda melalui proses pengumpulan informasi dan memastikan bahwa kita memiliki bukti yang akan mendukung tuduhan semacam itu'. Saya harus bertanya padanya, bagaimana dia mencapai kesimpulannya tanpa bukti?" kata Zhao.

Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philippe Champagne tidak membantah pernyataan Bob Rae tentang adanya genosida di Xinjiang. Namun, dia pun tidak mengulangi atau mempertegas pernyataan tersebut. "Kami telah menyatakan dalam banyak kesempatan bahwa kami sangat prihatin dengan situasi di Xinjiang," katanya setelah rapat kabinet pada Senin, dikutip laman MSN News.

Menurut Champagne, dia telah mengangkat isu tersebut saat bertemu menteri luar negeri China. Kanada pun memutuskan bergabung dengan 38 negara lain yang menyerukan agar ada para ahli diutus ke Xinjiang untuk menilai situasi di sana. "Kami akan berdiri, kami akan angkat bicara kapan pun kami merasa itu pantas," ujar Champagne, sambil menegaskan bahwa hak asasi manusia (HAM) adalah pilar inti dari kebijakan luar negeri Kanada.

"Kami telah melakukan itu sehubungan dengan Xinjiang. Kami telah melakukannya sehubungan dengan Hong Kong baru-baru ini dan kami akan terus melakukannya," kata Champagne.

Pada Ahad (15/11) lalu, Bob Rae mengatakan kepada CBC bahwa dia telah meminta Dewan HAM PBB untuk menyelidiki perlakuan Pemerintah China terhadap etnis Uighur di Xinjiang. "Tidak diragukan lagi bahwa ada aspek dari apa yang dilakukan orang Cina yang sesuai dengan definisi genosida dalam konvensi genosida," katanya.

Kendati telah melontarkan tuduhan, Rae tetap menyebut penyelidikan perlu dilakukan untuk mengumpulkan bukti-bukti terkait.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement