Senin 16 Nov 2020 17:27 WIB

BPS: Ekspor Sektor Pertanian YoY Tumbuh 23,8 Persen

Secara total, neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 17,07 miliar

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor perdana produk asam amino untuk pakan ternak berupa Trytophan Granule sebanyak 327 metrik ton ke tujuh negara di Asia dan Eropa di kantor PT CheilJedang Indonesia, Pasuruan, Selasa (3/11).
Foto: Kementan
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor perdana produk asam amino untuk pakan ternak berupa Trytophan Granule sebanyak 327 metrik ton ke tujuh negara di Asia dan Eropa di kantor PT CheilJedang Indonesia, Pasuruan, Selasa (3/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Badan Pusat Statustik (BPS) mencatat nilai ekspor pertanian pada bulan Oktober 2020 mengalami pertumbuhan positif, yakni sebesar USD 0,42 miliar atau tumbuh 1,26 persen (m to m) jika dibandingkan pada bulan sebelumnya. Kenaikan terjadi karena adanya dukungan mobilitas ekonomi di sejumlah negara yang juga terus membaik. Secara YoY pun, ekspor sektor pertanian tumbuh 23,80 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa pada Badan Pusat Statustik (BPS), Setianto menyampaikan, sejauh ini pangsa ekspor nonmigas terbesar Indonesia masih diduduki oleh 3 negara besar baik di Asia maupun di Amerika. Ketiganya adalah Tiongkok,  Amereka Serikat dan Jepang. "Yang jelas, ekapor nonmigas kita menyumbang 95,03 persen dari total ekspor Januari-Oktober 2020, dimana 11,38 persen diantaranya berasal dari sektor pertanian," ujar Sutianto, Senin, (16/11).

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) juga merilis bahwa sektor pertanian tumbuh sebesar 2,15 persen (y on y). Pertumbuhan ini tak lepas dari kondisi harga komoditas pangan kelapa sawit dan kedelai di pasar internasional pada triwulan ke III yang naik secara (q to q) maupun (y on y).

Sutianto mengatakan, BPS juga mencatat adanya surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$3,61 miliar (m to m) pada bulan Oktober 2020. Realisasi tersebut lebih tinggi dari surplus US$2,44 miliar pada September 2020 dan surplus US$161 juta pada Oktober 2019.

Secara total, neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 17,07 miliar pada Januari-Oktober 2020. Realisasi ini lebih baik dari defisit US$2,12 miliar pada Januari-Oktober 2019. "Surplus ini meningkat cukup besar karena ada penurunan impor. Sedangkan penyumbang peningkatan ekspor terdapat pada lemak dan minyak hewan/nabati," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement