Senin 16 Nov 2020 16:35 WIB

Produksi Komponen Sepeda, IKM Alat Angkut Dilatih Pengelasan

Industri alat angkut masuk lima teratas sektor industri bernilai investasi terbesar.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Dirjen IKMA Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih. Didorong untuk memproduksi komponen sepeda, Ditjen IKMA Kemenperin memberi pelatihan pengelasan bagi pelaku industri alat angkut.
Foto: Republika/Prayogi
Dirjen IKMA Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih. Didorong untuk memproduksi komponen sepeda, Ditjen IKMA Kemenperin memberi pelatihan pengelasan bagi pelaku industri alat angkut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri kecil menengah (IKM) alat angkut mulai merambah produksi komponen sepeda sebagai substitusi kebutuhan impor. Hal ini juga sebagai upaya menangkap peluang dari tren penjualan sepeda yang kian meningkat.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih menjelaskan, pertengahan 2020, penjualan sepeda mengalami peningkatan hingga empat kali lipat dibandingkan penjualan tahun lalu. "Ini merupakan peluang besar bagi IKM kita, termasuk sektor alat angkut untuk bisa ikut berkontribusi," kata Gati di Jakarta, kemarin.

Baca Juga

Ditjen IKMA mendorong IKM alat angkut memproduksi frame sepeda sebagai salah satu kompoen utama. Guna membuat rangka sepeda, diperlukan teknik pengelasan yang benar demi menjamin keselamatan pengendaranya.

Maka melalui program pembinaan terhadap IKM alat angkut, Ditjen IKMA memberikan pendampingan bimbingan teknis tentang pengelasan. Kegiatan ini sudah dilaksanakan bagi IKM alat angkut di Kabupaten Tasikmalaya beberapa waktu lalu.

Gati menjelaskan, teknik pengelasan merupakan teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi atau tanpa logam penambah. Dengan begitu menghasilkan sambungan yang berkelanjutan. 

Welder atau SDM yang melakukan pengelasan perlu didukung pengetahuan dasar pengelasan dan juga perlu memiliki keterampilan teknis dalam hal penggunaan alat dan mesin las. Sekaligus persiapan mengelas, cara pengelasan, serta pencegahan dan perbaikan kesalahan las supaya dapat memberikan hasil pengelasan berkualitas.

Ditjen IKMA bertekad terus mendorong penguatan daya saing IKM alat angkut melalui peningkatan di sisi Quality, Cost, dan Delivery (QCD). "Salah satunya melalui bimbingan teknis untuk penguatan kompetensi SDM di sektor IKM," kata Gati.

Selain itu, Ditjen IKMA juga melaksanakan kegiatan yang diyakini mampu mendorong peningkatan permintaan produk IKM di Indonesia. Berikutnya, pemberian fasilitasi mesin dan peralatan, pendampingan tenaga ahli, serta fasilitasi sertifikasi produk maupun kompetensi SDM.

"Industri alat angkutan merupakan sektor yang memiliki peran besar terhadap perekonomian nasional," ungkap Gati.

Hal ini terlihat dari nilai investasi di sektor tersebut yang mencapai Rp 8,39 triliun pada 2019. Karena itu, sektor industri alat angkut masuk dalam lima besar sektor industri bernilai investasi terbesar setelah industri makanan, industri logam, serta industri kimia dan farmasi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement