Senin 16 Nov 2020 15:10 WIB

Nadiem: Asesmen Nasional tak Beri Konsekuensi Bagi Siswa

Asesmen Nasional akan menilai kompetensi dan kemampuan bernalar siswa. 

Rep: Inas Widyanuratikah  / Red: Ratna Puspita
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim (kiri) saat mengikuti rapat  kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (16/11/2020). Rapat tersebut membahas evaluasi program belajar dari rumah terkait subsidi kuota internet dan  isu-isu mengenai kesiapan tahun 2021 untuk rekrutmen guru honorer.
Foto: ANTARA FOTO/ Reno Esnir
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim (kiri) saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (16/11/2020). Rapat tersebut membahas evaluasi program belajar dari rumah terkait subsidi kuota internet dan isu-isu mengenai kesiapan tahun 2021 untuk rekrutmen guru honorer.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menegaskan, Asesmen Nasional (AN) yang akan diadakan tahun 2021 tidak memiliki konsekuensi apapun bagi siswa. Orang tua tidak perlu khawatir hasil AN akan mempengaruhi nilai siswa ataupun menentukan kelulusan. 

"Sekali lagi, bagi orang tua yang bertanya, apakah ini akan berdampak pada hasil rapot anak saya, jawabannya tidak. Apakah hasil ini akan mempengaruhi penerimaan anak saya di PSBB, jawabannya tidak. Apakah hasil kompetensi ini akan mempengaruhi  kelulusan anak saya, jawabannya tidak," kata Nadiem, dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, Senin (16/11). 

Baca Juga

Nadiem mengatakan, bagi orang tua tidak ada keperluan apapun untuk melakukan persiapan bagi anak-anaknya terkait menghadapi AN. Sebab, selain AN tidak memiliki konsekuensi negatif, siswa yang mengikuti asesmen akan dipilih secara acak di tiap satuan pendidikan. 

AN nantinya akan digunakan untuk pemetaan pendidikan nasional. Evaluasi yang dilakukan pun, ditujukan untuk sekolah, bukan setiap individu siswa. "Jadinya tidak ada gunanya keluarkan uang untuk bimbel. Pertama, karena ini tidak ada konsekuensi bagi murid, ini adalah evaluasi sekolah. Kedua, ini tidak bisa dibimbelkan," kata dia menambahkan. 

Ia mengatakan, AN akan menilai kompetensi dan kemampuan bernalar siswa. Kemendikbud ingin melakukan pemotretan terhadap situasi yang ada. Kemampuan bernalar ini, menurut Nadiem, tidak bisa dengan cepat ditingkatkan di bimbingan belajar. 

Pada tahun 2021, hasil dari AN akan mengukur kemampuan dasar dalam bernalar yang dimiliki siswa. "Jadinya, semua kepala sekolah, guru di seluruh Indonesia, mohon menjawab kecemasan masyarakat dengan menenangkan, bahwa ini pemetaan saja dan baseline. Tidak ada konsekuensi bagi muridnya. Yang diukur itu sekolahnya," ujar Nadiem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement