Selasa 17 Nov 2020 03:30 WIB

Waktu SMA, Nicholas Saputra Bidik Perguruan Tinggi Negeri

Nicholas Saputra mengaku membidik jurusan arsitektur di Perguruan Tinggi Negeri.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Aktor Nicholas Saputra ditunjuk sebagai Duta Belajar Ruangguru.
Foto: Republika/Farah Noersativa
Aktor Nicholas Saputra ditunjuk sebagai Duta Belajar Ruangguru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjadi Duta Belajar Ruangguru, aktor Nicholas Saputra berbagi cerita mengenai pengalamannya saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Nico mengaku belajar sangat giat demi bisa berkuliah di perguruan tinggi negeri (PTN).

“Karena, pertama secara biaya lebih murah. Saya tidak mau memberatkan orang tua pada saat itu, walaupun saya sudah bekerja sejak SMA,” ungkap Nicholas dalam konferensi pers bersama Ruangguru, Kamis (12/11).

Baca Juga

Nicholas menyebut, biaya kuliah di PTN jauh lebih terjangkau daripada swasta apalagi harus kuliah di luar negeri. Selain itu, di PTN pun tersedia jurusan yang dia sasar, yaitu arsitektur.

Nicholas mengaku, sejak SMA dia memang telah ingin belajar arsitektur. Keinginannya timbul karena terinspirasi dari salah satu gurunya yang kini telah meninggal dunia, yakni Bapak Dodi.

“Almarhum mengajarkan saya menggambar teknis, itu yang menginspirasi saya untuk kuliah di jurusan arsitektur,” kata alumnus SMA Negeri 8 Jakarta itu.

Nicholas memiliki perhatian terhadap permasalahan pendidikan di Indonesia. Oleh karenanya, dia pun bersedia menjadi Duta Belajar Ruangguru untuk platform tersebut.

Sebagai Duta Belajar Ruangguru, Nicholas ingin berperan aktif di dunia pendidikan. Dengan menjadi Duta Belajar Ruangguru, alumnus Fakultas Teknik Universitas Indonesia ini bisa hadir untuk mendengar, melihat, dan menyampaikan apa yang terjadi dan dialami oleh beberapa pihak yang terkait teknis di lapangan di bidang pendidikan di Indonesia.

“Tidak hanya dari institusi yang formal, tapi juga pelaku pendidikan, seperti orang tua, murid, guru, sekolah, dan lain-lain. Jadi mudah-mudahan kita bisa ke tempat-tempat yang benar-benar membutuhkan akses pendidikan yang baik, yang selama ini kekurangan jumlah guru, akses yang sulit,” ungkap Nicholas yang juga duta Unicef untuk Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement